Peneliti : Lebih Banyak OTG di Italia yang Tak Terkonfirmasi Terpapar Covid-19
Banyak kalangan akademis menilai jumlah sebenarnya dari kasus COVID-19 di negara itu bisa mencapai 5.000.000 orang. Jauh dibandingkan dengan laporan kasus yang dikonfirmasi. Angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Italia telah bergerak per 4 April 2020 menjadi tak kurang dari 124.000 kasus dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa. Demikian laporan rep.repubblica.it sebagaimana dilansir VOA.

MONITORDAY.COM – Italia mulai memperlihatkan angka kasus baru dan kematian baru yang landai. Diharapkan angkanya akan terus turun. Jumlah pasien yang berada dalam kondisi serius atau kritis pun menurun. Pada puncak grafik data jumlah pasien yang meninggal mencapai 919 orang. Sementara per 4 April 2020 angka kematian baru ada di posisi 681 orang.
Namun banyak kalangan akademis menilai jumlah sebenarnya dari kasus COVID-19 di negara itu bisa mencapai 5.000.000 orang. Jauh dibandingkan dengan laporan kasus yang dikonfirmasi. Angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Italia telah bergerak per 4 April 2020 menjadi tak kurang dari 124.000 kasus dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa. Demikian laporan rep.repubblica.it sebagaimana dilansir VOA.
Angka-angka tersebut memperlihatkan data kasus yang dilaporkan. Sementara riilnya angka orang yang terinfeksi diduga bisa mencapai 25 kali lipatnya. Mengingat banyaknya OTG (orang tanpa gejala) yang kemudian sembuh dengan sendirinya menggerakkan para peneliti untuk memperkirakan angka sebenarnya paparan atau sebaran penyakit ini.
Menurut sebuah penelitian yang mensurvei orang dengan gejala yang belum diuji, dan hingga 10.000.000 atau bahkan 20.000.000 setelah memperhitungkan kasus tanpa gejala, menurut Carlo La Vecchia, Profesor Statistik Medis dan Epidemiologi di Statale di Milano University.
Menurut penelitian tersebut, tak kurang dari satu juta orang diperkirakan terinfeksi hanya di Lombardy saja. Lombardy adalah jantung atau episentrum wabah Covid-19 di Semenanjung Italia. Terletak di utara negara itu dan berdekatan dengan kota mode dunia Milan.
Jumlah ini masih belum cukup untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kawanan, yang akan membutuhkan 2/3 dari populasi yakni sekitar 40.000.000 orang di Italia yang telah tertular virus. Demikian laporan republica. Bahkan jumlah kematian sesungguhnya di Italia dapat mencapai 60.000 jiwa.
Jika perkiraan ini benar, angka kematian dari COVID-19 akan jauh lebih rendah (sekitar 25 kali lebih sedikit) daripada angka kematian yang semata-mata didasarkan pada kasus dan kematian yang dikonfirmasi oleh laboratorium. Jika angka case fatality rate saat ini mencapai 12% di Italia maka sebenarnya tingkat kematian akibat Covid-19 jauh di bawah itu setidaknya di angka 1,2%.
Hal ini tentu bukan untuk meremehkan dampak wabah ini. Justru memperlihatkan fakta bahwa pada saat puncak wabah penyakit yang tidak terlalu mematikan pun dapat menyebabkan fasilitas kesehatan tak mampu menanganinya. Dan mengakibatkan banyaknya pasien yang tak mendapat penanganan yang memadai termasuk pasien dari kalangan dokter dan perawat kesehatan.