Pendidikan Keterampilan untuk Bekal ABK di Masa Depan

Kompetensi dari ABK dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak.

Pendidikan Keterampilan untuk Bekal ABK di Masa Depan
Lomba Kreasi Barang Bekas di LKSN PKLK 2017 (Dit.PPKLK)

MONDAYREVIEW.COM - Menjadi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), bukan berarti akhir dunia. Dikarenakan ABK pun dapat berkarya sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Hal itulah yang diyakini Dr.Nandi Warnandi M.Pd, dosen pendidikan khusus di Universitas Pendidikan Indonesia. Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan potensi yang ada yakni melalui pendidikan vokasi.

“Pendidikan vokasi diberikan untuk membekali ABK di masa depannya. Ada pun kompetensi dari ABK dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak. Jadi sifatnya bukan pemaksaan. Bagi anak tunarungu, tidak harus memiliki kemampuan ngelas sebagai contoh. Bagi anak tunagrahita yang paling penting memiliki kemandirian,” kata Nandi saat dihubungi via telepon oleh Monday Review.

Dari pendidikan yang dijalani oleh ABK menurut Nandi yang terpenting dicapai adalah kemandirian dan kemampuan berkomunikasi. Dengan bekal kemandirian dan kemampuan berkomunikasi ini, ketika nantinya ABK terjun ke dunia kerja, maka prinsip meritokrasi dapat menjadi landasan.

“Jadi mereka mendapat pekerjaan bukan karena belas kasihan. Tapi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ungkap Nandi.

Proses pendidikan yang dijalani oleh para ABK sendiri sejalan dengan program Penguatan Pendidikan Karakter yang digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Seperti diketahui terdapat 5 nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter yakni religius, integritas, nasionalis, mandiri, dan gotong royong.

“Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter sebagai fondasi dan ruh utama pendidikan,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

“Penguatan Pendidikan Karakter tak jauh beda di PKLK. Secara khusus hal tersebut ada di pelajaran Agama, PPKN. Lalu juga ada di kegiatan ekstra kurikuler. Semangat gotong royong, membersihkan lingkungan, juga ada SLB yang mengadakan shalat Dzuhur berjamaah,” jelas dosen UPI, Nandi Warnandi.

Di samping itu pendidikan pun mengenal event kompetisi yang memungkinkan bertemunya para ABK dalam lingkup nasional. Di tahun 2017 telah dihelat Festival & Lomba Literasi pada 4-7 April 2017 di Pekanbaru, Riau. Lalu pada 27-31 Juli 2017 dihelat Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) PKLK dan Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia (FIKSI) PKLK 2017.

“Event kompetisi seperti itu, para ABK selalu menunggu. Kualitas dari pantia dan juri saya lihat juga semakin baik. Pelibatan para ahli Pendidikan Luar Biasa pun membuat kompetisi semakin obyektif,” pungkas Nandi.