Pendidikan Karakter Sebagai Tameng atas Deras Masuknya Budaya Luar

Dewasa ini, arus masuknya budaya luar semakin deras. Melalui jalur teknologi, masyarakat saat ini disuguhi berbagai macam budaya dari negara lain yang perlahan masuk hingga merangsek ke pelosok pedesaan. Hal ini menjadi kekhawatiran akan tergerusnya budaya leluhur sendiri dari jiwa anak-anak bangsa

Pendidikan Karakter Sebagai Tameng atas Deras Masuknya Budaya Luar
Foto: biro pers Setpres

MONITORDAY.COM – Dewasa ini, arus masuknya budaya luar semakin deras. Melalui jalur teknologi, masyarakat saat ini disuguhi berbagai macam budaya dari negara lain yang perlahan masuk hingga merangsek ke pelosok pedesaan. Hal ini menjadi kekhawatiran akan tergerusnya budaya leluhur sendiri dari jiwa anak-anak bangsa.

Presiden Joko Widodo dalam kesempatan menyambut siswa SMA Taruna Nusantara di Istana Bogor, Senin (4/3), mengatakan bahwa kekhawatiran tersebut tak seharusnya terjadi. Ia mengaskan, pendidikan karakter yang telah diterapkan di sekolah-sekolah merupakan salah satu upaya untuk mengkounter derasnya arus budaya luar.

“Kalau kita sadar akan budaya kita sendiri, sadar akan karakter-karakter keindonesiaan yang kita miliki, ya enggak perlu khawatir masuknya budaya-budaya luar ke negara kita ini, tak perlu khawatir,” tutur Jokowi, seperti dilansir laman setkab.

Ia mengatakan, Karakter dan budaya yang dipunyai bangsa Indonesia tidak kalah bagus dari budaya luar. Bahkan dinilainya, budaya Indonesia lebih beragam dan lebih kaya ketimbang budaya populer yang banyak berkembang saat ini.

“Kita boleh saja lihat K-Pop, tapi kita sendiri kan punya musik yang lebih bagus, keroncong, musik dangdut, musik-musik di Ambon yang sangat bagus, lagu-lagu daerah dari seluruh penjuru tanah air kita juga memiliki,” tuturnya.

Karena itu, pendidikan karakter menjadi penting untuk diterapkan dalam rangka mengkounter budaya luar yang masuk. karakter seperti pendidikan budi pekerti, pendidikan mengenai kesopansantunan, pendidikan mengenai tata krama, baik ke guru, ke orang tua, ke rekan yang lebih senior, senioritas dan sebagainya merupakan hal yang wajib diperkenalkan kepada anak bangsa.

 “Hal ini yang harus terus ditumbuhkan sejak anak di usia dini sehingga karakter-karakter itu tidak hilang di negara kita Indonesia,” ungkap mantan Walikota Solo itu.

Selain itu, Jokowi juga meyakini bahwa Indonesia mempunyai infiltrasi yang kuat terhadap budaya asing. Kekuatan Ideologi Pancasila merupakan hal penting yang membuat Indonesia tidak terlu khawatir terhadap derasnya budaya asing yang masuk.

Lebih lanjut, Jokowi mengajak agar mempunyai keyakinan Indonesia akan menjadi negara besar, negara yang kuat secara ekonomi. Hal ini berdasarkan data yang ada bahwa Indonesia saat ini telah mengarah pada kemajuan tersebut.

“Dari hitung-hitungan baik dari McKinsey Global Institute, Bank Dunia, Bappenas pada 2040,2045 Indonesia akan menjadi negara ekonomi kuat 4 besar, masuk kelompok 4 besar terbesar di dunia,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

“Artinya, nanti adalah para siswa yang akan memetik hasil perjuangan-perjuangan para pendahulu kita, nanti umur-umur 37-40, saat mereka sudah memegang kunci-kunci di semua lini, di semua bidang yang ada, semua sektor yang ada,” pungkasnya.