Pemerintah Stop Ekspor Alat Kesehatan, APPSI Kecewa Langkanya Masker di Pasaran
Harusnya pada bulan Januari itu kalau pemerintah sudah memiliki skenario ketika di Wuhan bulan Desember sudah banyak korban, sebagai pemerintah harusnya melarang itu ada ekspor dalam jumlah yang hampir ratusan persen.

MONITORDAY. COM - Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ferry Juliantono turut menyesalkan langkanya masker di pasaran. Menurutnya, pemerintah terlambat untuk menyetop ekspor masker ke berbagai negara sebelum Indonesia di serang virus Corona (Covid-19).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada jajarannya untuk menyetop sementara ekspor masker, hand sanitizer, dan alat kesehatan lainnya. Namun, Ferry menilai hal itu terlambat untuk dilakukan.
"Harusnya pada bulan Januari itu kalau pemerintah sudah memiliki skenario ketika di Wuhan bulan Desember sudah banyak korban, sebagai pemerintah harusnya melarang itu ada ekspor dalam jumlah yang hampir ratusan persen," kata Ferry dalam diskusi radio swasta di kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu (21/03/2020).
Lebih lanjut, Ferry menuturkan peristiwa penggerebekan Pasar Pramuka di Jakarta Timur yang terdapat banyak pedagang yang dianggap melakukan penimbunan masker. Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari maraknya ekspor masker yang tak kunjung dihentikan pemerintah ketika terjadi kelangkaan masker di pasaran.
"Menurut saya ini suatu sebab kemudian kenapa kita menganggap penting kenapa pada saat yang sama pemerintah keras terhadap pedagang yang selama ini membantu masyarakat di Pasar Pramuka itu, mereka punya toko, mereka berhak untuk mengadakan stok," jelas Ferry.
Selain itu, Ferry meminta kepada pemerintah untuk melakukan hal yang sama terhadap eksportir masker yang melakukan ekspor dalam jumlah besar, padahal kebutuhan dalam negeri belum terpenuhi.
"Kita ingin tahu perusahaan-perusahaan mana saja eksportir-eksportir itu yang melakukan ekspor dalam jumlah sangat besar, saat dianggap pemerintah ga berbahaya tapi bagi masyarakat penyebaran virus Corona sudah sangat berbahaya, yang anggap ga berbahaya kan pada saat Januari pemerintah," pungkasnya.