Pemerintah Keluarkan Total 35,7 Triliun Untuk Kartu Indonesia Pintar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah sejak tahun 2015 hingga Agustus 2018, telah membagikan dana setidaknya Rp35,7 triliun untuk 27,9 juta siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa pemerintah sejak tahun 2015 hingga Agustus 2018, telah membagikan dana setidaknya Rp35,7 triliun untuk 27,9 juta siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Menurut Muhadjir, KIP merupakan salah satu program unggulan dari kabinet kerja yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), adalam rangka untuk memperluas akses peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang baik.
Ia mengungkapkan, fokus pemerintah dalam KIP ini adalah mekanisme penyaluran yang semula pada awalnya itu berupa kartu biasa namun mulai sekarang ini sudah 70% menggunakan cashless.
"Jadi Kartu Indonesia Pintar itu sekarang bisa digunakan sekaligus untuk ATM sehingga peserta didik bisa mengambil setiap saat, dan bisa mengambil sesuai dengan kebutuhannya sehingga tidak harus sekaligus mengambil," kata Mendikbud, di Jakarta, Rabu (24/10).
Muhadjir memaparkan, Kartu Indonesia Pintar, pada tahun 2015 capaiannya adalah 10 juta peserta didik, kemudian 10,9 juta pada tahun 2016 dan seterusnya untuk tahun terakhir 2018 sekarang 7 juta, serta pada bulan November akan ada pembagian kembali KIP untuk tahap ketiga.
“Sehingga total program Indonesia Pintar tahun 2015 sampai bulan Agustus 2018 itu telah disalurkan dana seluruhnya sejumlah Rp 35.740.676.660,00,” terang Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini.
Ia juga mengungkapkan bahwa saat ini Kemendikbud bekerja sama dengan Kemenko Perekonomian. Hal ini disebut merubah strategi pembenahan revitalisasi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). dari semula itu adalah dari supply side kemudian kita rubah menjadi demand side.
“Jadi kita bertitik tolak dari kebutuhan baru kemudian kita susun kurikulum, kita siapkan tenaganya, bukan seperti sebelumnya khanya memperhatikan kira-kira apa yang dibutuhkan dan kita menyiapkan sendiri,” ungkapnya.
Selain itu, kata Mendikbud, ada prioritas yang SMK baru yang harus dirintis yaitu: pertama ada 239 SMK Kelautan Kemaritiman, ada 279 SMK Pertanian, ada 136 SMK Pariwisata.
“Yang tidak tercatat disini ada apa industri kreatif ya termasuk perfilman, memang jumlahnya belum banyak karena sangat padat biaya kita belum sampai seratus buat untuk industri perfilman,” Ia berujar.
Kemudian soal pembenahan kualitas guru, Muhadjir mengemukakan, bahwa sekarang ada 1,726 juta ya guru yang sudah mendapatkan sertifikat, kemudian ada program Guru Garis Depan yuntuk mensupply kebutuhan wilayah 3T pada 9.161 guru, dam Guru Keahlian Ganda ada sekarang mencapai 6. 077.
Sementara soal pemberantasan buta aksara, Mendikbud mengungkapkan, jika pada tahun 2015 jumlah penderita buta aksara masih 3,56%, untuk tahun 2017 sekarang 2,07%.
“Strategi yang kita lakukan adalah dengan di 4 upaya itu yaitu mendukung aktivitas kegiatan literasi, donasi buku, menggerakkan kelompok belajar di setiap desa, membantu pengembangan taman bacaan,” terang Muhadjir.