Pemerataan Pembangunan SDM Bisa Diraih dengan Sistem Pendidikan Berkelanjutan
Konsep pendidikan berkelanjutan memberikan kesempatan belajar baik bagi masyarakat maupun kalangan profesional yang ingin mengembangkan kompetensinya tetapi terkendala keterbatasan akses pendidikan.

MONITORDAY.COM - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memuji pemerintah yang menjadikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai prioritas utama pembangunan.
"Langkah pemerintah menempatkan pembangunan SDM sebagai prioritas utama selaras dengan kebutuhan kita untuk dapat bertahan dalam pusaran persaingan global," ujar Bambang saat mengisi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Pena Bakti Institute secara virtual di Jakarta, Sabtu (17/10/20).
Bambang mengatakan ketersediaan SDM unggul adalah sebuah keniscayaan di era saat ini di mana lompatan kemajuan teknologi memaksa untuk terus mengejar ketertinggalan dari negara-negara maju.
"Salah satu faktor kunci mewujudkan kemajuan bangsa adalah tersedianya SDM yang berkualitas," tegasnya.
Menurut Bambang peningkatan dan pemerataan SDM berkualitas dapat terwujud dengan sistem pendidikan berkelanjutan. Konsep ini pada dasarnya memberikan kesempatan belajar baik bagi masyarakat maupun kalangan profesional yang ingin mengembangkan kompetensinya, atau yang karena berbagai alasan atau keterbatasan belum mendapatkan akses pendidikan.
"Berbagai keterbatasan dalam memajukan pendidikan, tidak boleh menjadi penghalang mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerataan pembangunan SDM melalui perluasan akses pendidikan bagi seluruh rakyat dapat diselenggarakan melalui pengayaan platform pendidikan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, antara lain dengan pemanfaatan kemajuan teknologi," tuturnya.
Lebih lanjut Bambang mengatakan persoalan tidak semata-mata terletak pada dukungan konstitusi, melainkan juga pada kualitas tenaga pendidik, penyempurnaan sistem pendidikan, serta pembenahan lembaga pendidikan.
Ia mencontohkan, dalam sebuah survei kemampuan pelajar yang dirilis Programme for International Student Assessment (PISA), pada bulan Desember 2019 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72 dari 77 negara, masih tertinggal jauh dari Malaysia di urutan ke-56 atau Singapura di urutan ke-2. Persoalan kualitas SDM juga tergambar dari jenjang pendidikan yang dimiliki. Menurut data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, terdapat sekitar 3,7 juta lulusan pendidikan tingkat menengah setiap tahun.
"Dari jumlah tersebut, sekitar 1,8 juta (sekitar 48,6 persen) terpaksa bekerja dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Aksesibilitas untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi juga terhambat oleh keterbatasan kapasitas kampus untuk menampung seluruh siswa lulusan pendidikan menengah atas tersebut. Apalagi di daerah luar pulau Jawa, di mana jumlah kampus masih sangat terbatas," urai Bambang Soesatyo.