Panglima TNI: Santrilah yang Mengusir Sekutu, Bukan TNI

Umat Islam, khususnya santri memiliki jasa yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Panglima TNI: Santrilah yang Mengusir Sekutu, Bukan TNI
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM -  Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmayanto menegaskan bahwa umat Islam, khususnya para santri memiliki jasa yang sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Berkat perjuangan masyarakat dan para santri, tentara sekutu berhasil dipukul mundur dari bumi Surabaya.

"Sebagai Panglima TNI, saya ingatkan, yang membunuh Jenderal Mallaby bukan TNI. Yang membunuh (Mallaby) itu santri. Yang menurunkan bendera (Belanda) di Hotel Orange juga santri, bukan TNI," kata Gatot dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/9) pagi.

Mantan kepala staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menceritakan bahwa keberhasilan tentara Indonesia mengusir tentara sekutu pada pertempuran 10 November 1945 yang dikenal sebagai hari Pahlawan, tidak bisa terlepas dari jasa KH Hasyim As’ari. Dengan fatwanya, pendiri NU ini mampu menggerakan kekuatan santri untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

"Saat mendapatkan informasi bahwa sekutu akan mendarat di Surabaya, Pak Dirman melapor kepada Bung Karno dan meminta solusi kepada Kiai Hasyim. Kiai Hasyim tidak langsung menjawab, tapi beliau shalat istikharah dulu. Lalu ditetapkanlah fatwa (Resolusi) Jihad," ceritanya.

Jenderal Gatot  lebih lanjut menuturkan  pada saat itu semua alumni Pesantren Tebuireng yang sudah menyebar di berbagai daerah dan berjumlah sekitar 20 ribuan orang  melakukan perlawanan terhadap sekutu. Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Kiai Abbas dari Buntet, Jawa Barat, atas perintah Kiai Hasyim, berlangsung pada 10 November 1945.

"Seharusnya serangan dilakukan pada 9 November. Tapi Kiai Hasyim meminta semuanya menunggu kedatangan Singa dari Jawa Barat (julukan untuk Kiai Abbas)," tutur pria kelahiran 1960 ini.

Dari cerita ini tentu bisa dilihat, jasa kaum santri dan kiai dalam perjuangan kemerdekaan sangatlah besar.  Maka itu untuk mengenang jasa mereka dalam rangkaian peringatan HUT TNI ke-72 kali ini, Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmayanto  berziarah ke makam pahlawan. Menurutnya, tradisi ziarah dimaksudkan untuk mengingatkan para prajurit, agar mencontoh jiwa juang yang diwariskan oleh para pahlawan.

Menurut Gatot, tema HUT ke-72 TNI kali ini adalah 'Bersama Rakyat, TNI Kuat', karena memang sejarahnya rakyat ikut mengerjakan tugas TNI. Tradisi ziarah ini sudah memasuki tahun ke-2 yang dijalani Jenderal Gatot setiap kali peringatan HUT TNI. Dalam kunjungan ziarah tersebut, Jenderal Gatot didampingi oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Wakil Bupati Jombang Mundjidah Wahab.

Didampingi seluruh Panglima Komando Utama (Pangkotama), Gatot berziarah ke makam Ir Soekarno di Kelurahan Bendogerit, Blitar, dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Pesantren Tebuireng, Jombang, pada Senin (18/9). Selain ke makam Gus Dur, ia juga mengingatkan santri bahwa di Pesantren Tebuireng juga ada makam KH Hasyim Asy'ari yang sangat berjasa kepada Indonesia.