Pancasila dan Berkesenian
Ajang FLS2N yang diikuti wakil-wakil terbaik dari 34 provinsi ini bisa menjadi wadah persatuan.

MONDAYREVIEW.COM – Kegiatan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) diselenggarakan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas diri siswa dalam bidang seni dan sastra, sekaligus dapat berupaya menginternalisasikan nilai-nilai penumbuhan budi pekerti, memacu kreativitas seni untuk memperkuat pendidikan karakter melalui budaya dan sastra seperti kompetitif, jujur, sportif, dan lain-lain. Di saat yang sama, kegiatan FLS2N mampu membangkitkan semangat siswa untuk mensosialisasikan seni dan sastra masing-masing daerah, sehingga antara siswa memiliki sikap menyukai, menghargai, dan mengapresiasi budaya lainnya.
Pada tahun 2017, FLS2N diselenggarakan pada tanggal 24-30 September 2017, di Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Surabaya, Jawa Timur, dengan mengangkat tema “Memacu Kreativitas Seni untuk Memperkuat Pendidikan Karakter”. Inilah FLS2N ke-X, dimana pertama kali dihelat di Bandung, Jawa Barat pada 2008.
Pada FLS2N ke-X untuk penyelenggaraan pada jenjang pendidikan SMA dan SMK diselenggarakan di Kupang, NTT, dan jenjang pendidikan SD, SMP, dan PKLK diselenggarakan di Surabaya, Jawa Timur.
Dalam kesempatan upacara pembukaan, Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad mengungkapkan bagaimana aktualisasi Pancasila dalam wujud seni.
“Melalui penyelenggaraan FLS2N ini peserta didik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia diajak untuk dapat mengembangkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya bangsa. Jadikan festival dan lomba seni ini sebagai arena untuk memacu dan mendorong sesama teman yang datang dari berbagai daerah mengamalkan Pancasila dalam wujud seni yang paling indah yang kita bisa ciptakan,” kata Dirjen Dikdasmen, Hamid Muhammad dalam upacara pembukaan FLS2N di Kupang, NTT, Senin (25/9).
Seni menurut Hamid dapat terpaut dengan sisi religius serta menimbulkan kecintaan terhadap lingkungan.
“Seni merupakan salah satu kegiatan pendidikan tidak hanya diarahkan untuk mengembangkan kompetensi estetika yang dapat memahami dan menikmati berbagai bentuk keindahan ciptaan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi seni juga mendorong sikap kreatif,” ujar Hamid Muhammad seperti dilansir situs Kemdikbud.
“Kreativitas dalam berseni memberikan rasa senang dan kehidupan yang harmonis. Kehidupan harmonis tersebut dapat terjadi antar manusia, maupun antara manusia dengan lingkungan, seiring tema FLS2N tahun ini,” imbuhnya.
Hamid Muhammad juga berpesan untuk berkepribadian dalam budaya. Dimana Pancasila menjadi landasannya.
“Seni dalam berbagai bentuknya, seperti seni suara, musik, lukis, dan kriya merupakan kombinasi buah pikir dan rasa. Oleh karena itu seni dapat juga dijadikan sebagai sarana untuk memberikan pesan tentang pengakuan terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusywaratan perwakilan; dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” pesan Hamid Muhammad.
“Pesan-pesan tersebut mengandung berbagai nilai hakiki yang digali dari budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia sejak jaman dahulu sampai dengan berdirinya Negara Kesatuan Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Kelima sila yang terkandung di dalamnya juga tidak dapat dipahami dan dimaknai secara terpisah. Kelima sila tersebut merupakan suatu kesatuan yang dimaknai dan dipahami secara terintegrasi,” jelas Hamid.
Tak lupa Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad mengungkapkan harapan agar ajang FLS2N yang diikuti wakil-wakil terbaik dari 34 provinsi ini bisa menjadi wadah persatuan.
“Dengan begitu, FLS2N akan menjadi wadah penyatu segala perbedaan dan menjadi pijakan bagi upaya meraih prestasi gemilang bersama-sama,” pungkasnya.