Pakar Intelijen Ungkap 3 Kelompok Penolak Komjen Listyo

MONITORDAY.COM - Pakar intelijen Ridlwan Habib mengatakan bahwa penunjukkan Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi Calon Kapolri tetap akan menerima penolakan dari sebagian kelompok meskipun banyak pihak seperti partai politik, ormas, maupun tokoh masyarakat telah menyatakan dukungan.
"Tetap masih ada juga yang menolak Listyo dengan berbagai alasan," kata dia, dalam keterangannya di Jakarta Sabtu (16/1/2021). dilansir Antara.
Ridlwan pun menyebutkan beberapa kelompok yang berpotensi menolak. Pertama, mereka yang cemas dengan rekam jejak bersih Komjen Listyo. Mereka cemas jika Kapolri baru akan melakukan penegakan hukum secara tegas dan tidak pandang bulu.
"Ada yang khawatir kalau Pak Sigit jadi Kapolri karena selama ini track record-nya lurus dan tanpa kompromi. Kelompok pertama ini diduga menggerakkan demonstran bayaran untuk memengaruhi opini masyarakat," kata dia.
Kemudian kedua, Ridlwan mengungkapkan, adalah kelompok intoleran yang memainkan narasi SARA. Mereka berupaya memengaruhi opini di media sosial, dengan memakai akun anonim di media sosial, seperti Twitter dan Facebook.
"Padahal, walaupun agama Pak Sigit Kristen, beliau sangat dekat dengan tokoh-tokoh Islam maupun agama lainnya," tambah Direktur The Indonesia Intelligence Institute itu.
Kelompok ketiga penolak pencalonan Komjen Listyo adalah kelompok terorisme yang selama ini berfatwa bahwa polisi halal dibunuh. Menurut Ridlwan, kelompok ini paling berbahaya, dan tersebar di seluruh Indonesia menyasar markas kepolisian maupun petugas di lapangan.
"Kelompok ketiga ini terdiri atas JI, JAD, dan faksi-faksi pro-ISIS, seperti MIT. Mereka menghalalkan darah polisi karena dianggap thaghut," ungkapnya.
Meski begitu, Ridlwan menegaskan bahwa Komjen Pol Listyo tetap akan mendapatkan dukungan dari banyak pihak dan proses pencaloannya akan berjalan lancar.
"Pencalonan Komjen Pol. Listyo Sigit bakal mulus dan lancar. Semua fraksi partai politik di DPR diperkirakan akan menyetujui Listyo sebagai Kapolri baru," demikian kata Ridlwan Habib.