Pakar Epidemiologi dan Informatika Minta Masyarakat Jangan Fokus Kurva Lonjakan COVID-19 Tanpa Pembanding
Jangan melihat bulat-bulat apa yang di depan mata. Lihat lagi, penambahan kasus positif karena apa. Kasus positif bertambah karena pemeriksaan di lapangan bertambah.
Fachri Septian
MONITORDAY. COM - Pakar epidemiologi dan informatika penyakit menular, Dewi Nur Aisyah meminta masyarakat tidak fokus pada kurva peningkatan kasus positif COVID-19 tanpa membandingkan dengan jumlah spesimen yang diperiksa.
"Jangan melihat bulat-bulat apa yang di depan mata. Lihat lagi, penambahan kasus positif karena apa. Kasus positif bertambah karena pemeriksaan di lapangan bertambah," kata Dewi dalam bincang-bincang Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam akun Youtube BNPB di Jakarta, Senin (15/06/2020).
Lebih lanjut, Dewi juga mengatakan ketika kemarin jumlah spesimen yang diperiksa 10 ribu, kemudian hari ini yang diperiksa 20 ribu, maka pasti akan ada lonjakan kasus positif.
Menurut Dewi, tenaga kesehatan di lapangan semakin masif melakukan pemeriksaan. Walaupun sebelumnya yang diperiksa hanya pasien dalam pemeriksaan di rumah sakit, saat ini mulai turun ke lapangan dengan penelusuran kontak yang agresif.
"Jangan langsung kaget saat kasus positif melonjak. Lihat dulu pemeriksaannya. Saat ini, orang di zona merah juga diperiksa meskipun tanpa ada gejala," jelasnya.
Selain itu, Dewi mengatakan semakin banyak yang diperiksa, maka akan semakin didapat gambaran penyebaran COVID-19 di masyarakat.
Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 itu menyatakan pemeriksaan yang semakin banyak juga harus dibarengi dengan peningkatan kapasitas layanan kesehatan mulai dari tempat tidur di rumah sakit bagi pasien dengan tingkat keparahan tinggi hingga tempat isolasi di rumah sakit darurat bagi orang tanpa gejala atau gejala ringan.
"Yang bisa melakukan isolasi mandiri, lebih baik melakukan isolasi mandiri daripada memakai tempat tidur di rumah sakit. Tempat tidur di rumah sakit untuk pasien yang betul-betul perlu dirawat saja," ujarnya.
Dewi menambahkan, epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi dan tingkat keparahan sebuah penyakit. Epidemiolog melihat siapa saja yang terinfeksi penyakit mulai dari jenis kelamin hingga usianya.
"Kalau dokter menghadapi individu-individu, epidemiolog lebih ke masyarakat untuk mencari titik risiko sehingga bisa melakukan pencegahan. Karena itu, data sangat penting," pungkasnya.
