Optimisme Bangkitnya Industri Film Indonesia Pasca-Pandemi Covid-19

Mereka baru menyadari bahwa film Indonesia sudah semakin baik secara kualitas, tidak kalah dengan film-film produksi luar baik secara cerita ataupun skala produksi.

Optimisme Bangkitnya Industri Film Indonesia Pasca-Pandemi Covid-19
Ilustrasi foto/(dok.Kemenparekraf)

MONITORDAY.COM – Mewabahnya Virus Corona (Covid-19) berdampak pada terjadinya kelesuan di berbagai sektor. Salah satunya industri perfilman. Banyak dari perusahaan film harus istirahat terlebih dahulu demi keselamatan artis, pekerja kreatif, maupun kru di dalamnya.

Meski demikian, para pengusaha sektor perfilman tetap optimis akan kebangkitan industri ini pasca-Pandemi Corona selesai. salah satunya diungkapkan oleh CEO GoPlay, Edy Sulistyo. Ia mengatakan masa-masa pandemi membuat perusahaan miliknya terpaksa diberhentikan sementara.

Namun situasi itu justru menjadi awal optimisme dari bangkitnya industri perfilman dalam negeri. Edy mengungkapkan,  selama pandemi Covid-19, GoPlay memberikan layanan gratis kepada masyarakat. Hal ini yang kemudian membuat atensi masyarakat naik drastis terhadap perfilman Indonesia.

“Tanpa kami sadari, terdapat imbas yang luar biasa karena engagement terhadap platform kami naik 10 kali lipat,” ujar dia, dikutip dari laman Kemenparekraf, Jumat (17/4).

Di situasi ini, kata Edy, banyak masyarakat yang memberikan apresiasi lebih terhadap film Indonesia. menurutnya, mereka baru menyadari bahwa film Indonesia sudah semakin baik secara kualitas, tidak kalah dengan film-film produksi luar baik secara cerita ataupun skala produksi.

“Kami menilai, sekarang adalah saat yang tepat bagi kami untuk lebih memperkenalkan film Indonesia dan meningkatkan rasa percaya diri masyarakat terhadap film Indonesia. Sehingga setelah Covid-19, film Indonesia akan kembali lebih kuat dari sebelumnya,” ungkapnya.

Edy menambahkan, di situasi ini juga pihaknya memanfatkan waktu yang ada untuk memperbaiki atau menggali lebih dalam karya-karya yang akan mereka produksi.

“Sangat memungkinkan bagi penulis-penulis kita untuk membuat pengembangan karya yang jauh lebih baik. Karena saat ini mereka jadi punya banyak waktu untuk berkarya dibanding saat sebelumnya. Mereka bisa berpikir lebih jernih dan berkolaborasi untuk bisa berkarya lebih baik lagi,” lanjut dia.

Senada dengan itu, Ketua Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Edwin Nazir mengatakan, bahwa ketika banyak rumah produksi yang filmnya masuk dalam tahap pra-produksi maupun pasca-produksi, menanfaatkan situasi saat ini untuk mengerjakannya dengan lebih baik.

“Harapannya saat situasi membaik, mereka bisa langsung berproduksi dan film yang sudah tahap pasca-produksi juga bisa langsung tayang di bioskop,” tuturnya.

Sementara itu, Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf, Joshua Simanjuntak mengapresiasi optimisme yang ditunjukkan pengusaha sektor industri kreatif, khususnya di bidang perfilman.

Ia tidak menampik bahwa kondisi saat ini memberikan dampak yang berat bagi industri perfilman yang termasuk satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif. Karena itu, Ia mengajak agar semua pihak bersama membantu sektor ini agar tetap bertahan.

“Kami terbuka dengan ide-ide baru yang melibatkan semua lapisan masyarakat. Bersama pelaku industri kita mencari cara untuk bisa membantu,” tandasnya.