Optimalkan Bonus Demografi, Muhammadiyah Dorong Terciptanya Wirausahawan Muda

Optimalkan Bonus Demografi, Muhammadiyah Dorong Terciptanya Wirausahawan Muda
Muchlas Rowi, dalam webinar bertajuk "Melahirkan Wirausaha Muda dan Koperasi Unggul Berbasis Kampus”, pada Sabtu (4/9/2021). 

MONITORDAY.COM - Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar webinar bertajuk "Melahirkan Wirausaha Muda dan Koperasi Unggul Berbasis Kampus”, pada Sabtu (4/9/2021). 

Webinar ini menghadirkan beberapa pembicara, antara lain Teten Masduki (Menteri Koperasi dan UKM), Suyatmin Waskito Adi (Ketua Koperasi UM Surakarta), Riza Azyumarridha Azra (Wirausahawan muda/Founder MOCAF Indonesia).

Acara ini dimoderatori oleh Anggota Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Muchlas Rowi, yang dalam pengantarnya mengingatkan bahwa Indonesia di beberapa tahun mendatang mendapat bonus demografi.

Menurut dia, hal itu harus menjadi perhatian dan dipersiapkan secara serius agar bonus demografi ini dapat menjadikan Indonesia lebih maju di masa yang akan datang, bukan justru sebaliknya.

"Bisa dibayangkan bagaimana jumlah anak muda kita bertambah banyak, jika mereka produktif dan tersalurkan maka akan dahsyat hasilnya, tapi bagaimana kira-kira dampaknya jika lebih banyak dari mereka mengangur, itu musihabah namanya," kata Muchlas, yang juga Komisaris Independen PT Jamkrindo ini.

Untuk itu, menumbuhkan wirausahawan muda adalah salah satu upaya penting dalam mengoptimalkan bonus demografi. Menurut Muchlas, hal ini penting mengingat jumlah wirausahawan menjadi salah satu tolak ukur kemajuan suatu negara.

"Menurut para ahli setidaknya kita butuh sekitar 7% wirausaha agar kita merasakan dampak hebat dari bonus demografi sekaligus menjadi negara maju, atau setidaknya kita butuh 8 juta orang dari total jumlah penduduk Kita. Sementara rasio wirausaha kita saat ini hanya 3,1%, artinya kita butuh 4 jutaan," jelas Muchlas.

Dalam kesempatan itu, Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengajak Muhammadiyah untuk berkolaborasi menciptakan wirausaha-wirausaha muda dan pengembangan koperasi kampus modern.

"Peningkatan pengetahuan mahasiswa terkait UMKM, dan penciptaan teknologi, tentunya tugas besar ini tidak dapat dilakukan sendiri dan harus kolaborasi multipihak, termasuk dengan keluarga besar Muhammadiyah," kata Teten.

Menurut Teten, Pendidikan dan pengenalan kewirausahaan harus dilakukan sejak usia dini. Hal ini dinilai penting karena berdasarkan data sebanyak 82,55% belum memiliki kualitas kewirausahaan. 

"Mari kita perkuat semangat gotong royong tolong-menolong dan kolaborasi dalam mengarusutamakan peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian nasional," kata dia.