Operation Gannet 5 Dinilai Langkah Tepat Menjaga Perbatasan Australia-Indonesia

MONITORDAY.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah komando Menteri Trenggono memiliki pandangan visioner untuk menjaga kedaulatan maritim di perbatasan.
Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki batas maritim dengan negara tetangga dinilai banyak memiliki problematika, namun KKP melalui Ditjen PSDKP berupaya sekuat tenaga melahirkan kebijakan strategis seperti kolaborasi dengan Aparat Negara tetangga guna memastikan potensi kelautan perikanan di perbatasan tetap terjaga.
Oleh karena itu, Patroli Bersama yang diinisiasi oleh Indonesia Australia yang tergabung dalam Operation Gannet 5 ini dipandang sebagai langkah tepat.
Direktur Pemantauan Operasi Armada (POA) Ditjen PSDKP KKP, Dr. Pung Nugroho Saksono menilai Operation Gannet 5 ini langkah yang baik. Apalagi, permasalahan di perbatasan negara terutama soal kemaritiman ini cukup pelik.
" Operation Gannet 5 ini dilakukan yang kelima kalinya. Jika aparat kedua negara sudah sepakat untuk kerja sama operasi, saya yakin kejahatan maupun pelanggaran bisa diminimize," ungkap Direktur POA Ditjen PSDKP yang biasa disapa Ipunk kepada monitorday.com, Selasa (25/5/2021).
Ipunk pun mengungkapkan bahwa kejahatan lintas batas, penyelundupan, imigran legal, serta patroli kapal asing yang masuk kedalam wilayah teritorial Indonesia sudah seringkali terjadi.
KKP, kata Ipunk, juga menyebutkan bahwa sebelum adanya Operation Gannet, pihaknya telah melakukan operasi bersama yang dikenal AUSINDO (Australia-Indonesia).
Tujuan AUSINDO juga untuk meningkatkan kerja sama maritim di antara kedua negara dan meningkatkan daya gentar terhadap berbagai kejahatan lintas batas, Indonesia dan Australia .
"Apapun itu namanya, selagi baik dan tujuannya positif untuk kedua negara, tentunya harus didukung," ucap Ipunk.
Terlebih operasi kali ini, lebih di fokuskan pada pengembangan tekhnologi dan operasi bersama.
" Ini dulu sudah pernah kita jalankan. Namanya Ausindo. Bahkan kapal pengawas kami sempat pernah sandar di pelabuhan Australia. Artinya, ini bukan barang baru, hanya saat ini lebih dikembangkan dalam hal tekhnologi dan operasi bersama," tutur Ipunk.
Kedepan, Ipunk berharap negara lain pun bisa mengambil contoh positif yang dilakukan Australia untuk menjaga potensi kemaritiman di wilayah perbatasan.
Seperti diketahui, KKP melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (Ditjen PSDKP) bersama The Australian Border Force (ABF), Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (BAKAMLA RI), dan Australian Fisheries Management Authority (AFMA) untuk kelima kalinya melaksanakan patroli terkoordinasi pada wilayah perbatasan maritim Indonesia.
Rangkaian kegiatan Operation Gannet 5 telah dimulai sejak Maret 2021. Kegiatan diawali dengan workshop tentang Maritime Domain Awareness yang diikuti oleh PSDKP, ABF, BAKAMLA, dan AFMA.
Pertemuan berkala dan pertukaran informasi juga telah dilaksanakan sejak bulan Maret untuk membahas kebutuhan patroli gabungan tahap 1 yang sudah dilaksanakan dari Senin (24/5/2021) hingga Rabu (26/5/2021).