Ojokesusu Jokowi itu Kode, INDOPOL Sebut 5 Potensi Duet Ganjar-Erick

MONITORDAY.COM - Pengamat Komunikasi Politik INDOPOL, Verdy Firmantoro menilai ucapan "ojokesusu" dari Presiden Jokowi itu multitafsir tapi boleh jadi kode keras terkait sosok penerusnya.
Diperkuat dengan animo masyarakat yang belakangan ini tengah masif mendeklarasikan bahkan memaketkan Ganjar Pranowo-Erick Thohir untuk berlaga di Pilpres 2024.
Perlu dicatat juga, dukungan relawan yang masif itu terbukti mengantarkan Jokowi menjabat dua periode.
Boleh jadi, Ganjar-Erick mengembalikan sejarah itu bisa terjadi.
"Ojokesusu itu kode. Jangan anggap biasa dukungan relawan, itu murni suara rakyat. Fakta terang benderang, duet Ganjar Pranowo-Erick Thohir dinilai masuk dalam simulasi lembaga survei lantaran keduanya menjadi paket yang pas, baik kapabilitas, elektabilitas juga kapital. Animo masyarakat tidak bisa dibohongi," ucap Verdy kepada monitorday.com, Selasa (24/5/2022).
Bagi verdy, berpolitik itu harus realistis. Begitupun dengan kontestasi pilpres 2024. Jangan pilih yang kalah, tapi yang punya kans besar jadi pemenang.
Menurut Verdy, setidaknya ada lima hal yang membuat nama Ganjar Pranowo dan Erick Thohir potensial dipasangkan sebagai capres dan cawapres 2024.
Pertama, elektabilitas Ganjar terus menguat dan cenderung menempati posisi teratas di berbagai survei opini publik. Sementara Erick Thohir juga mempunyai kans maju mewakili kalangan pengusaha dan tokoh pemimpin muda.
Kedua, menempatkan Ganjar dan Erick sebagai paket melanjutkan kepemimpinan pemerintahan saat ini adalah strategi soft landing Presiden Jokowi.
Mengingat Ganjar sebagai representasi kepala daerah dan kader PDI Perjuangan, sementara Erick pernah mempunyai track record sebagai Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf.
Artinya dengan mengkombinasikan Ganjar-Erick adalah pilihan strategis jika yang diinginkan adalah upaya melanjutkan program-program pemerintahan saat ini.
Ketiga, sinyalemen Presiden Jokowi di acara Rakernas Projo dapat menjadi lampu hijau terhadap Ganjar Pranowo. Dengan mendukung Ganjar naik ke RI 1, dapat berpotensi menyiapkan panggung politik bagi Gibran maju ke Gubernur Jawa Tengah.
Keempat, gerakan Erick Thohir yang cukup masif menjangkau publik berpeluang mengoptimalkan keterpilihannya pada basis pemilih pemula. Selain itu, posisi sebagai Menteri BUMN dapat menjadi center of attention untuk mengerek pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Kelima, jika dalam kalkulasi identitas politik, Ganjar mewakili sisi nasionalis (kader parpol nasionalis), sementara Erick diproyeksikan merepresentasikan sisi religius (anggota kehormatan Banser NU) dan basis Muhammadiyah juga tak resisten.
Berarti, jika Ganjar dan Erick dipasangkan dinilai memenuhi koalisi nasionalis-religius.
"Meski demikian, menurut hemat kami, jika kedua figur tersebut ingin dipasangkan secara ideal, Ganjar perlu menuntaskan dukungan di internal partainya untuk mendapat rekomendasi elite politik, sementara Erick perlu mempertegas keterwakilan NU-nya agar mendapat restu ulama/ kiai," pungkas Verdy.
Selain tak bisa dipungkiri, arah politik global juga akan menentukannya kalkulasi dan peta koalisi.