Novel ‘O’ dan Kritiknya Terhadap TNI-Polri
Terdapat juga potongan kalimat yang begitu menohok yakni ‘polisi merupakan makhluk terakhir yang bisa diharapkan di negeri ini’.

MONDAYREVIEW.COM – Sastra merupakan wahana untuk menyampaikan kritik baik secara tersirat dan tersurat. Tak mengherankan jika di beberapa negara otoriter, sastra pun turut diawasi isinya. Jangan sampai sastra berisikan kritik tajam terhadap penguasa – begitu kira-kira logika yang dibangun oleh pemerintahan otoriter.
Dalam novel O karya Eka Kurniawan terselip kritik terhadap entitas TNI dan Polri. Kritik terhadap TNI hadir pada tempat berteduh anjing bernama Kirik. Kirik tinggal di Tanah Milik Tentara Nasional Indonesia. Tanah Milik Tentara Nasional Indonesia – menjadi kritikan yakni dengan aset yang tidak terpakai, terbengkalai, namun tetap menunjukkan keangkuhannya sebagai milik institusi tentara.
Sedangkan untuk institusi Polri, selain dari tokoh Sobar dan Joni Simbolon yang mendeklarasikan dirinya sebagai dua polisi patroli menyedihkan. Terdapat juga potongan kalimat yang begitu menohok yakni ‘polisi merupakan makhluk terakhir yang bisa diharapkan di negeri ini’.