Nabi pun Bersedih Ketika Putranya Ibrahim Meninggal
Anakku, Ibrahim, dihadapan Allah Swt. kami tidak dapat memberi pertolongan apa pun kepadamu.

KEGEMBIRAAN akan kehamilan Maria Al-Qibthiyah sangat dirasakan oleh Rasulullah. Dengan penuh perhatian dan rasa sayang, Nabi pun ikut menjaga agar kehamilannya lancar. Akhirnya saat-saat yang ditunggu pun tiba, pada bulan Dzulhijjah lahirlah anak laki-laki yang diberi nama Ibrahim.
Nama Ibrahim disematkan kepada putranya karena beliau mengharap keberkahan dari nama bapak para nabi tersebut, dan kaum muslimin menyambut kelahiran putra Rasulullah dengan penuh suka cita.
Namun kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, kurang lebih hanya satu tahun. Sebab, dalam usia kurang dari dua tahun Ibrahim menderita sakit dan kemudian meninggal dunia. Rasulullah saw. datang dipapah oleh sahabat Abdurrahman bin Auf, melihat putranya yang baru berumur setahun lebih itu meninggal. Beliau segera mengambil jasad Ibrahim dari pangkuan ibunya dan kemudian beliau letakkan di atas pangkuannya sendiri.
Dengan air mata berlinang beliau menatap wajah putranya yang pucat tersebut. Sambil mengusap air matanya yang berlinang beliau berkata, “Anakku, Ibrahim, dihadapan Allah Swt. kami tidak dapat memberi pertolongan apa pun kepadamu.”
Kemudian terdengar suara tarikan nafas terakhir Ibrahim diiringi dengan tangis Sang Ibu Maria Al-Qibthiyah dan bibinya Sirin (Al-Husaimin, baitun nubuwah, 237).