Mendoakan Penguasa Yang Zalim
KONDISI realita zaman yang penuh fitnah saat ini, ada kelompok yang mencoba mengatasinya dengan cara mereka sendiri terutama ketika menghadapi para penguasa yang zalim.

KONDISI realita zaman yang penuh fitnah saat ini, ada kelompok yang mencoba mengatasinya dengan cara mereka sendiri terutama ketika menghadapi para penguasa yang zalim. Sebagian berdemonstrasi dan berkoalisi dengan kelompok lain untuk menggulingkan penguasanya. Ada juga yang menggunakan ilmu atau alat politiknya, masing-masing menganggap cara demikianlah yang paling tepat dan cepat untuk mengatasi penguasa zalim.
Mendoakan kebaikan untuk penguasa salah satu cara yang ditempuh umat terdahulu, yang sholeh untuk mengatasi kezaliman. Karena dengan berdoa kepada Allah Swt., agar menyelamatkan rakyat dari kezaliman penguasanya memberikan kebaikan dan menyadarkan mereka untuk berbuat adil dan bijaksana. Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah Ta’ala di dalam firman-Nya, yang artinya: “ … kemudian bila kamu ditimpa kemudharatan maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.” (QS. An Nahl: 53)
Al Imam An Nawawi rahimahullah berkata tentang hadits ini: “Di dalam (hadits) ini terdapat anjuran untuk mendengar dan taat kepada penguasa walaupun ia seorang yang dhalim dan bersikap sewenang-wenang. Berikanlah haknya (sebagai pemimpin) yaitu berupa ketaatan, tidak memberontak, dan tidak mengkudetanya, bahkan seharusnya dengan sungguh-sungguh memohon kepada Allah Ta’ala untuk menyingkirkan gangguannya, menolak kejahatannya, dan memperbaikinya.” (Syarah Shahih Muslim 12/183)
Adapun tentang lafaz doanya kita dapat melafazkannya sesuai dengan kehendak kita, yang penting mengandung makna yang baik dan permohonan kepada Allah agar memperbaiki dan meluruskan penguasa dari penyimpangan yang selama ini mereka lakukan. Khusyuklah dalam berdoa dan pilihlah waktu yang maqbul untuk berdoa dan dengan cara yang sesuai tuntunan Rasulullah saw.
Dan janganlah mendoakan kejelekan untuk penguasa, karena yang demikian bukanlah akhlak Ahlus Sunnah. Ulama Ahlus Sunnah tidak senang jika mendengar seseorang yang mendoakan kejelekan untuk penguasanya. Sebagaimana yang dikabarkan bahwa Hasan Al Bashri mendengar seseorang mendoakan kejelekan untuk Al Hajjaj yang kekuasaannya terkenal dengan kezaliman, penindasan, pertumpahan darah, pelanggaran terhadap apa yang diharamkan Allah, bahkan sampai ia membunuh Abdullah bin Zubair.
Dengan sikap Al Hasan Al Bashri ini bertambah jelas bagi kita bahwa hak penguasa yaitu dimintakan kepada Allah agar memperbaiki mereka dan bukan mendoakan kejelekan untuk mereka. Dan hendaklah kita juga memperbaiki diri, menjauhi larangan Allah, dan mengamalkan perintah-Nya. Karena kezaliman para penguasa salah satunya disebabkan oleh kezaliman rakyatnya baik disadari atau tidak.