Hakikat Keluarga Mawaddah
MAWADDAH ialah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Mawaddah oleh ulama ahli tafsir diartikan sebagai cinta plus.

MAWADDAH ialah kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Mawaddah oleh ulama ahli tafsir diartikan sebagai cinta plus. Orang yang didalam hatinya ada mawaddah tidak akan memutuskan hubungan, seperti apa yang terjadi pada orang bercinta. Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintu-pintunya pun tertutup untuk dimasuki keburukan.
Menurut al-mawardi terdapat tiga pengertian mawaddah, yaitu: pertama bermakna mahabbah, kedua berarti cinta besar (membara), ketiga yaitu sikap suami dan istri yang saling menyayangi. Sedangkan Raghib al-Isfahani mendefinisikan mawaddah dengan perasaan cinta akan sesuatu yang disertai dengan perasaan ingin memiliki obyek yang dicintainya.
Mawaddah diambil dari bahasa arab yang artinya adalah perasaan kasih sayang, cinta yang membara dan menggebu. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa mawaddah ini digunakan khususnya untuk istilah perasaan cinta yang menggebu pada pasangannya. Dalam Islam mawaddah ini adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh manusia. Muncul perasaan cinta yang menggebu ini karena hal-hal yang sebabnya bisa dari aspek kecantik-an atau ketampanan dari pasangannya, moralitas, kedudukan dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya. Kriteria calon istri menurut Islam atau kriteria calon suami menurut Islam bisa menjadi aspek yang perlu dipertimbangkan untuk untuk memunculkan cinta pada pasangan nantinya.
Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah tangga penuh cinta dan sayang. Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi hambar. Adanya cinta membuat suami istri dan anak-anak mau berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya. Perasaan cinta mampu memberikan perasaan saling memiliki dan saling menjaga.
Keluarga yang ada perasaan mawaddah tentunya memunculkan nafsu yang positif (nafsu yang halal dalam aspek pernikahan). Keluarga yang tidak ada mawaddah tentunya tidak akan saling memberikan dukungan, hambar yang membuat rumah tangga pun sepi. Perselingkuhan dalam rumah cinta lain dari orang lain.
Keluarga yang penuh mawaddah bukan terbentuk hanya dengan jalan yang instan saja. Perasaan cinta dalam keluarga tumbuh dan berkembang karena proses dipupuknya lewat cinta suami istri serta anak-anak. Keindahan keluarga mawaddah tentunya sangat didambakan bagi setiap manusia, karena hal tersebut fitrah dari setiap manusia.