MUHAMMADIYAH: Dibully Tokohnya, Ditolak Pemikirannya, Dimanfaatkan Amal Usahanya, Mitos atau Fakta?

Dalam menjalankan dakwahnya, tentu Muhammadiyah melewati jalan yang tidak mulus. Gonjang-ganjing terkait Muhammadiyah banyak terjadi semenjak Gerakan ini didirikan pada tanggal 12 November 1918. Hinaan, cacian, makian, serta sikap takfiri masyarakat banyak menghujani tokoh-tokoh Muhammadiyah pada masa awal berdirinya dan mungkin hingga sampai sekarang ini.

MUHAMMADIYAH: Dibully Tokohnya, Ditolak Pemikirannya, Dimanfaatkan Amal Usahanya, Mitos atau Fakta?
KH Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah

Dalam menjalankan dakwahnya, tentu Muhammadiyah melewati jalan yang tidak mulus. Gonjang-ganjing terkait Muhammadiyah banyak terjadi semenjak Gerakan ini didirikan pada tanggal 12 November 1918. Hinaan, cacian, makian, serta sikap takfiri masyarakat banyak menghujani tokoh-tokoh Muhammadiyah pada masa awal berdirinya dan mungkin hingga sampai sekarang ini.

Topik ini menarik perhatian saya untuk dibahas, terkait pembullian, penolakan pemikiran tetapi dengan tamaknya memanfaatkan serta menikmati amal usaha Persyarikatan ini. Orang-orang yang anti terhadap Muhammadiyah pada akhirnya menikmati, memanfaatkan bahkan juga banyak meniru apa yang sudah terlebih dahulu di lakukan oleh Muhammadiyah. Ada suatu adagium yang mengatakan “siapa yang duluan, itu yang memulai”.

Dilihat dari perkembangan awal Muhammadiyah berdiri, gerakan ini tak lepas dari hal pendidikan. Muhammadiyah mendirikan sekolah-sekolah yang mengadopsi model barat. Hal tersebut membuat banyak masyarakat yang mencap pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan kafir.

Dibentuknya pembina kesejahteraan umat (PKU) pada saat itu yang bertujuan untuk membantu penderitaan umat. Sehingga banyak dari bangsa—bangsa lain yang bukan beragama Islam memberikan bantuan terhadap PKU tersebut. Sikap toleran dan terbuka serta adaptif terhadap pengalaman kebaikan dari bangsa-bangsa lain seperti itu justru antara lain membuat gerakan ini mendapat sorotan dan kritikan tajam bahkan cemooh.

Mudah didengar ketika itu orang menyatakan bahwa; “Muhammadiyah itu merupakan Kristen alus, kafir, agama baru, apa yang dilakukan (seperti penerjemahan Alquran, khutbah jumat dengan bahasa lokal) merupakan perusakan agama Islam dari dalam dan menghilangkan kesucian agama Islam, ajarannya sesat.” Kalimat-kalimat seperti ini merupakan bagian dari cemooh publik terhadap warga Muhammadiyah dan organisasinya di berbagai daerah di tahun-tahun awal gerakan ini berdiri hingga tahun 1950-an (Burhani, 2010).

Berdasarkan hal tersebut, banyak yang mem-bully tokoh-tokoh Muhammadiyah dan banyak juga yang menolak pemikiran-pemikiran pembaharuan yang di bawa oleh para tokohnya. Sikap antipati, benci, dengki dan tidak mau melihat lebih jauh ke dalam membuat masyarakat suka mentakfiri dan memandang Muhammadiyah terlalu dangkal. Yang lebih membuat jengkel lagi, orang-orang yang tidak suka dengan Muhammadiyah, tanpa mengintropeksi diri, dengan seenaknya memanfaatkan dan menikmati amal usaha Muhammadiyah. Apakah semua hal itu Mitos atau Fakta? Jawabannya tergantung dari persepektif kita masing-masing.

 

Wallahu A’lam Bishawab