Muhadjir: Guru di Perbatasan adalah Patriot Bangsa
Mereka merupakan tulang punggung dalam penguatan nasionalisme dan transformasi pembelajaran.
MONDAYREVIEW.COM – Guru-guru di sekolah garis depan merupakan patriot bangsa. Mereka merupakan tulang punggung dalam penguatan nasionalisme dan transformasi pembelajaran di kawasan perbatasan.
Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Muhadjir Effendy saat pembukaan workshop 'Guru Garis Depan' di JW Marriot, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (14/11) malam.
Maka itu, Muhadjir mengaskan bahwa akses teknologi dan keahlian guru dalam pengembangan TIK di sekolah-sekolah perbatasan menjadi sangat penting. “Para guru di sana berjuang dengan segala keterbatasan alat serta infrastruktur, untuk mencerdaskan anak bangsa. Ini penting, pada zaman ini, bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak kita di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal" jelasnya.
Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini mengatakan peningkatan kemampuan guru di sekolah-sekolah perbatasan harus terus ditingkatkan. Sebab mereka merupakan pahlawan masa kini, yang terus menannamkan semangan nasionalisme dan nilai-nilai keindonesiaan bagi siswa-siswa di daerah tersebut. "Kawasan perbatasan ini penting, harus dikelola dengan percepatan infrastruktur teknologi. Para gurus garis depan merupakan pahlawan masa kini,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama Menteri Komunikasidan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengatakan dibalik keterbatasan infrastruktur guru-guru yang berada di perbatasan harus tetap mimiliki semangat yang tinggi dalam mengajar dan menginspirasi para peserta didiknya.
"Keterbatasan infrastruktur jangan menjadi penurun semangat, harusnya jadi penyemangat untuk terus belajar dengan kreatifitas dan inovasi dengan unsur-unsur yang ada di masyarakat, yang ada di lingkungan,” jelasnya.
Rudi mengatakan bahwa guru yang cerdas dan kreatif, adalah guru yang memiliki cara-cara inovatif dalam melakukan kegiatan belajara mengajar baik dengan atau tanpa teknolog.