Muchlas Rowi : Dukung BGS Pimpin Kemenkes

Ditunjuknya Budi Gunadi Sadikin yang berlatar pendidikan Fisika Nuklir dan rekam jejak profesi non-kesehatan sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo mendapat respon dari berbagai kalangan. Ada yang mendukung, ada yang meragukan, ada juga yang cenderung skeptis. Dari berbagai kalangan dukungan pada pilihan Jokowi mengalir pada hasil reshuffle Kabinet Indonesia maju termasuk penunjukan Budi Gunadi Sadikin.   

Muchlas Rowi : Dukung BGS Pimpin Kemenkes
Budi Gunadi Sadikin/ net

MONDAYREVIEW. COM – Ditunjuknya Budi Gunadi Sadikin yang berlatar pendidikan Fisika Nuklir dan rekam jejak profesi non-kesehatan sebagai Menteri Kesehatan oleh Presiden Joko Widodo mendapat respon dari berbagai kalangan. Ada yang mendukung, ada yang meragukan, ada juga yang cenderung skeptis.

Dari berbagai kalangan dukungan pada pilihan Jokowi mengalir pada hasil reshuffle Kabinet Indonesia maju termasuk penunjukan Budi Gunadi Sadikin.   

“Penunjukan BGS sebagai menteri kesehatan menunjukkan pentingnya aspek manajerial dan kepemimpinan kolaboratif dalam menangani masalah dan tantangan dunia kesehatan terutama di tengah pandemi,” kata pengajar Institut Bisnis Muhammadiyah (IBM) Bekasi  Muchlas Rowie.

Integritas dan kompetensi yang dimiliki pria berinisial BGS ini terbukti dan diakui banyak kalangan. Hal yang menunjukkan bahwa pemimpin muda layak mendapat tempat. Sekaligus memberi sinyal kepada pasar bahwa komposisi administrasi Jokowi lebih bernuansa zaken kabinet.  

“BGS terbukti mampu memimpin Bank Mandiri dan Inalum. Bahkan sukses dalam mengambil alih saham Freeport. Pekerjaan besar dan negosiasi dengan berbagai pihak di dalam dan luarnegeri sangat dibutuhkan oleh Menteri Kesehatan,” lanjut Muchlas.

Mengelola sumber daya dan organisasi yang besar membutuhkan kapasitas dan keterpilihan BGS menjadi niscaya. Hal terpenting adalah kepercayaan kolega dan publik agar Sang Menteri semakin cepat bergerak dan tepat mengambil langkah.  

Menteri-menteri Kesehatan Berlatar Belakang Non Kesehatan di Beberapa Negara

Soal latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja seorang Menkes memang wajar dipertanyakan oleh sebagian kalangan. Namun terbukti banyak Menkes dipilih dan mampu menjalankan peran dan tugas yang dibebankan kepadanya di sektor ini dengan optimal.  

Di Asia ada beberapa contohnya. Misalnya, Menkes Singapura Gan Kim Yong lulusan University of Cambridge Bachelor of Arts bidang Teknik Elektro. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja di Singapura. Ia menjabat sejak 2011.

Lantas, Menkes Thailand Anutin Charnvirakul lulusan sekolah teknik. Ia menjabat di Thai Ministry of Public Health's Department of Health Service Support Thailand sejak 2019. Ia tak memiliki pengalaman di dunia medis dan merupakan lulusan dari Universitas Hofstra.

Jepang memiliki Menkes yang tak berasal dari dunia kesehatan. Norihisa Tamura diangkat menjadi Menteri Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan. Norihisa Tamura merupakan lulusan Hukum dan Ekonomi Chiba University, Jepang. Pernah menjabat sebagai anggota parlemen Jepang, dan berkarir di perusahaan konstruksi. Menduduki kursi Menkes sejak 16 September 2020 hingga sekarang.

Menkes Srilangka Pavithra Wanniarachchi berlatar pendidikan hukum. Antara 2004 dan 2015 dia memegang banyak posisi saat koalisi utama SLFP berkuasa. Pada tahun 2004 ia diangkat menjadi Menteri Samurdhi & Pengentasan Kemiskinan, Menteri Urusan Pemuda 2007, 2010 ia diangkat sebagai Menteri Kebudayaan dan Warisan Nasional dan kemudian pada tahun itu sebagai Menteri Riset Atom dan Teknologi. Dia kemudian masuk ke Sri Lanka Law College pada tahun 1985 dan mengambil sumpah sebagai pengacara di Mahkamah Agung Sri Lanka lima tahun kemudian. Setelah menjadi oposan kini ia menjabat Menkes.

Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah berlatarbelakang pendidikan bisnis. Ia merupakan lulusan College of Business, the King Saud University. Sementara itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Menkes Tawfig AlRabiah telah menjabat sejak 2016 sampai sekarang.

Sementara di Australia dan Selandia Baru juga demikian. Gregory Hunt menempati posisi sebagai Menkes Australia. Sebelum menjabat sebagai Menkes, Hunt merupakan Menteri Olahraga. Ia adalah lulusan Bachelor of Law University of Melbourne, dan MA International Relations, Yale University. Menjabat sejak 2017.

Andrew James Little menjabat sebagai Menkes Selandia Baru. Little merupakan lulusan Victoria University of Wellington bidang hukum, filosofi, dan kebijakan publik. Sebelumnya ia merupakan Menteri Perjanjian Waitangi di bawah supervisi Kementerian Kehakiman. Ia baru menjabat sejak 2020 ini.

Demikian pula beberapa Menkes di Eropa dan Amerika. Edward Argar menempati posisi Menkes Inggris. Sebelum menjadi Menkes, ia merupakan politisi dan anggota parlemen dengan latar belakang pendidikan Modern History di Oriel College, Oxford, Inggris. Menduduki kursi Menkes sejak 2019.

Jens Spahn adalah Menteri Kesehatan Jerman berlatar belakang dunia politik. Selain itu, Spahn merupakan lulusan Ilmu Politik dan Hukum di University of Hagen. Ia bahkan sempat magang sebagai bankir di Westdeutsche Landesbank(Bank State of German). Di sana, ia bekerja sambil kuliah di jurusan Ilmu Politik dan Hukum. Ia menjabat sebagai Menkes sejak 2018.

Menkes Kanada Patty Hadju berijazah Bachelor of Arts di Lake University dan Master di bidang Administrasi Publik University of Victoria. Menkes yang tak berasal dari dunia medis ini mengawasi Departemen Kesehatan Kanada dan Badan Kesehatan Masyarakat Kanada, yaitu badan-badan yang mengoordinasikan tanggapan pemerintah setempat terhadap pandemi COVID-19. Ia menjabat sejak 2019

Menteri Kesehatan Belanda lulusan manajemen Ichthus Hogeschool di Rotterdam. Namanya  Hugo de Jonge. Ia menjabat sejak 2017 hingga sekarang.

Menkes Denmark Magnus Heunicke berasal dari kalangan jurnalis. Pernah menjabat sebagai Menteri Transportasi Denmark. Heunicke merupakan lulusan National School of Journalisim, Aarhus jurusan jurnalistik. Ia menjabat sebagai Menkes sejak 2019 hingga sekarang.

Menkes Austria Rudolf Anschober. Ia bersekolah di sekolah dasar di Schwanenstadt dan Bundesrealgymnasium Vöcklabruck. Setelah lulus dari Akademi Pedagogis di Salzburg, dia menjadi guru sekolah dasar dari tahun 1983 hingga 1990. Sementara itu, ia menyelesaikan kursus editorial di Economic Development Institute di Linz dan menulis untuk media hijau regional. Pada tahun 1990 ia bergabung dengan Dewan Nasional Partai Hijau. Di parlemen dia adalah juru bicara lalu lintas, keselamatan dan nuklir untuk Partai Hijau. Ia menjabat sejak January 2020.

Maka pilihan Jokowi pada BGS sebagai Menkes yang akan didampingi oleh talenta muda berlatar dokter ahli mikrobiologi sangat tepat.

“Di bawah BGS yang berlatar belakang bankir dan pengalaman sebagai top manajer di  BUMN menjadi modal untuk bergerak cepat dalam vaksinasi dan langkah lainnya yang diperlukan untuk mengembalikan kondisi dunia kesehatan dan ekonomi nasional. Kemampuan eksekusi program akan terlihat dalam realisasi serapan anggaran,” pungkas Muchlas.