Modal Keroyokan, Dari Investasi Hingga Donasi

Ingin berinvestasi dengan mudah? Kemudahan yang ditawarkan di era teknologi informasi semakin besar.

Modal Keroyokan, Dari Investasi Hingga Donasi
Ilustrasi

MONDAYREVIEW.COM - Ingin berinvestasi dengan mudah? Kemudahan yang ditawarkan di era teknologi informasi semakin besar. Di tengah kemacetan di jalanan, waktu yang semakin padat, kebutuhan hidup yang semakin meningkat dan beragam, hadirlah berbagai situs dan aplikasi yang menjanjikan kemudahan. Setelah Layanan transportasi online dan belanja online, kini investasi online pun menjanjikan.

Di antara pemberitaan investasi bodong yang masih saja terjadi di sana sini, banyak pula inisiatif pembiayaan dan pendanaan non-bank yang sehat, menjanjikan, dan membantu banyak orang. Membantu mereka yang memiliki dana –terutama dalam jumlah yang tidak terlalu besar- untuk berinvestasi dan berdonasi. Terlebih juga membantu mereka yang membutuhkan pinjaman kecil tanpa collateral atau agunan. Walaupun ada situs financial technology  yang mengelola peer-to-peer landing untuk nilai pinjaman yang relatif besar, namun para investor bisa menyertakan modal sesuai kemampuannya dalam jumlah yang relatif kecil.     

Grameen Bank, inspirasi yang mendunia

Kita tentu ingat Grameen Bank dan Muhammad Yunus yang telah membantu banyak kaum miskin utamanya perempuan Bangladesh di usia produktif untuk lepas dari kemiskinan. Dengan pinjaman tanpa agunan, Grameen Bank mampu memberdayakan kaum miskin secara bermartabat. Usaha-usaha mikro bisa dikembangkan dan penghasilan yang sangat lumayan secara berkelanjutan bisa diperoleh. Inisiatif dan kerja keras Grameen Bank tidak saja diukur dari perolehan Nobel, namun juga menginspirasi dunia. Grameen Bank Foundation dan berbagai skema serupa tumbuh, berkembang, dan memberi banyak perubahan nasib bagi kaum lemah.

DI Indonesia, salah satunya bisa kita lihat dari inisiatif yang digerakkan PT Mitra Bisnis Keluarga yang kita bisa lihat profilnya melalui www.mbk-ventura.com. Perusahaan ini per-31 Desember 2016 melaporkan telah memiliki Jumlah Nasabah 828.307 orang, seluruhnya perempuan, dan 75% nya berada di bawah garis kemiskinan. Karyawannya mencapai 3.671 orang dengan 413 kantor cabang.

Sementara pembiayaan yang beredar sebesar mendekati 1,8 Trilyun Rupiah dengan rerata pinjaman sebesar 1,9 juta Rupiah per-nasabah. Angka-angka di atas menunjukkan kinerja yang layak diapresiasi. Dampak pinjaman kecil sangat berarti tidak saja dalam menggerakkan ekonomi mikro, namun juga dalam mengentaskan kemiskinan. Bandingkan dengan berbagai program charity yang seringkali kandas dan mangkrak.

Crowdfunding level dunia, hingga level Indonesia

Modal keroyokan atau crowdfunding, salah satunya dipelopori oleh Zopa. Perusahaan yang menawarkan diri dengan tag-line simple loans and smart investment ini dibuat sebagai wujud keprihatinan pendirinya atas tingginya bunga kredit dan kecilnya bagi hasil investasi. Dengan mempertemukan peminjam dan pemodal secara langsung dia meyakini pembiayaan akan menjadi lebih simpel dan murah. Sejak 2005 hingga kini, Zopa telah menyalurkan tidak kurang dari 2,12 Milyar Poundsterling kepada nasabah di seantero Inggris. 

Saat ini, menurut crowdfunding.com, 3 peringkat teratas perusahaan modal keroyokan ini ditempati gofundme, kickstarter, dan indiegogo. Gofundme sudah mampu mencapai total pembiayaan di atas US$ 3 M. Perusahaan-perusahaan ini rata-rata menerapkan biaya proses sebesar 5%.

Saat ini ada beberapa situs p2p lending di Indonesia, antara lain modalku.co.id, amartha.com, investree.id, koinworks.com, dan p2p.crowdo.com. Yang terakhir ini jangkauannya hingga Malaysia dan Singapura. Dari upaya dan semangat pemberdayaan terhadap usaha mikro hingga investasi yang simple dan menjanjikan bisa kita pilih. Regulasi terkait perusahaan marketplace investasi ini juga semakin hari semakin pasti. Yang terpenting, kita sadar dengan resiko yang mampu kita tanggung. Disamping peluang untuk mendapatkan bagi hasil yang lebih adil.

Dari berbagi resiko dan berbagi hasil, hidup kita semakin punya makna. Itulah pesan yang bisa kita ambil dari perkembangan financial technology, crowdfunding, dan per-to-peer lending ini.  Secara umum, inisiatif ini semakin dekat dengan prinsip-prinsip syariah yang mendorong peran dan distribusi kekayaan yang lebih adil. Jadi, jangan mengeluh kekurangan modal dan jangan bingung bila ingin memulai berinvestasi dengan mudah dan aman.

M Taufan Agasta