Meski Work From Home, Karyawan Dompet Dhuafa Pendidikan Tetap Bekerja Optimal

Covid-19 membuat sejumlah institusi harus bekerja dari rumah atau Work From Home. Mereka pun dituntut untuk memutar otak dan menyusun strategi, agar pekerjaan tetap optimal.

Meski Work From Home, Karyawan Dompet Dhuafa Pendidikan Tetap Bekerja Optimal
Karyawan DD Pendidikan saat WFH/DD Pendidikan.

MONITORDAY.COM – Penerapan kebijakan pembatasan sosial berskala besar akibat pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19) yang belum juga usai membuat para pekerja di sejumlah institusi bisnis, perusahaan, maupun lembaga harus bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH), tak terkecuali Dompet Dhuafa Republika Pendidikan (DD Pendidikan).

Manajer Human Capital DD Pendidikan, Nurhadi Widodo mengatakan, hampir semua karyawannya melakukan WFH. Menurut dia, kebijakan WFH dilakukan guna mensiasati kondisi darurat kesiapsiagaan Covid-19.

“Ketentuan ini bertujuan memastikan bahwa pekerjaan tetap dapat berjalan dengan baik. Kebijakan ini sudah berjalan selama tiga pekan di DD Pendidikan. Banyak pelajaran yang bisa diambil ketika WFH,” kata Nurhadi, dalam keterangan yang diterima Monitorday, Rabu (15/4).

Namun, untuk memastikan semua pekerjaan berjalan secara optimal, alumni ITS Surabaya ini menuturkan, ada beberapa posisi yang tetap harus masuk seperti biasa.

“WFH tidak berlaku untuk semua karyawan. Ada posisi-posisi tertentu yang tetap masuk seperti departemen General Affair, security, pantry, gardener. Selain itu wali asrama SMART juga tetap masuk dibantu guru piket,” tambahnya.

Sementara itu terkait standar serta kualitas kegiatan program selama WFH berlangsung, Eko Sriyanto, Manajer Makmal Pendidikan, menyatakan program masih bisa tetap dijaga kualitasnya.

“Kebijakan WFH tidak berpengaruh banyak pada ritme kerja dari program DD Pendidikan, kecuali pada proses pelayanan langsung. Selama ini pengelolaan program juga sudah menerapkan metode remote working. Sebaran program yang berada hampir di seluruh wilayah Indonesia membuat kami bekerja secara remote,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata dia, beberapa bentuk aktivitas pun berubah dari luring (offline) menjadi daring (online). Salah contohnya adalah seleksi beasiswa dan monitoring-evaluasi (monev) program. Jika selama ini seleksi dilakukan dengan tatap muka langsung kini dilakukan secara daring.

“Perubahan ini insyaAllah tidak mengurangi kualitas seleksi,” tuturnya.

Eko labtas menjelaskan jika kebijakan WFH sedikit mengubah ritme REMO, Departemen Strategic Partnership yang setiap harinya banyak berinteraksi dengan mitra dan donatur.

“Beberapa program yang telah disusun sejak awal tahun terpaksa digeser waktu pelaksanaanya. Bahkan beberapa target terpaksa diubah agar tujuan tetap tercapai,” jelas Tri Dimas Arjuna, Supervisor REMO.

“Kegiatan kami yang memang berinteraksi langsung dengan stakeholder sedikit berkurang akibat kebijakan WFH di banyak perusahaan. Praktis kami banyak berkomunikasi dengan mitra melalui media kirim pesan. Kami berharap dan berdoa agar wabah ini lekas berakhir dan kita semua bisa beraktivitas secara normal kembali,” harap Dimas.