Meski Singapura Tolak Sinovac , Prof Tjandra:  Vaksinasi di Indonesia Harus Tetap Jalan

Meski Singapura Tolak Sinovac , Prof Tjandra:   Vaksinasi di Indonesia Harus Tetap Jalan
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Guru Besar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Tjandra Yoga Aditama mengakui tingkat kemanjuran atau efikasi CoronaVac (Vaksin Sinovac) yang digunakan Pemerintah Indonesia untuk memvaksinasi seluruh warga Indonesia  lebih rendah jika dibandingkan dengan vaksin buatan Pfizer dan BioNTech, Comirnaty/BNT162b2 dari Amerika Serikat.

Untuk itu, Pemerintah Singapura tidak menganjurkan vaksin buatan Tiongkok masuk di negeri singa tersebut. 

Kendati demikian, Prof. Tjandra mengajak masyarakat untuk tidak ragu-ragu divaksin menggunakan Sinovac meskipun itu tidak diakui oleh Singapura.

"Vaksin buatan Sinovac sudah disetujui oleh WHO dan BPOM," kata Prof. Tjandra saat sesi diskusi virtual kemarin, Jum'at (9/7/2021).

Menurut Prof. Tjandra, keputusan Singapura itu diharapkan tidak memengaruhi pandangan masyarakat soal pelaksanaan vaksinasi di Indonesia, yang saat ini sebagian besar menggunakan Sinovac atau CoronaVac.

Pasalnya, CoronaVac telah mendapat izin pakai darurat tidak hanya dari WHO dan BPOM, tetapi juga dari badan kesehatan dan pengendali obat negara-negara lain, misalnya di Filipina, sebut 
Prof. Tjandra, yang pada bulan Februari 2021 terpilih sebagai anggota tim independen pembagian jatah vaksinasi (IAVG) COVID-19 Vaccine Global Access.

Dia pun memastikan tingkat efikasi CoronaVac itu masih memenuhi batas minimal yang ditetapkan oleh WHO dan banyak negara, termasuk Indonesia.

CoronaVac tidak memiliki data ilmiah cegah varian delta

Sebagaiaman diketahui, Menteri Kesehatan Singapura pada hari Rabu lalu (7/7/2021) mengumumkan pihaknya mengeluarkan CoronaVac dari daftar perhitungan vaksinasi karena kurangnya ketersediaan data ilmiah yang menunjukkan CoronaVac ampuh mencegah varian baru COVID-19, khususnya varian delta.

Karena itu, jumlah peserta vaksinasi di Singapura hanya akan dihitung dari mereka yang menggunakan vaksin COVID-19 buatan Pfizer dan BioNTech serta Moderna.