Merger Bank Syariah Menuju Daya Saing Global
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar sudah selayaknya memiliki banks yariah berdaya saing global. Tujuan dari merger ini salah satunya adalah agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim dunia punya bank syariah yang besar dan berdaya saing global. PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang merupakan bank syariah BUMN hasil merger, dinilai sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal dan mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.

MONDAYREVIEW.COM – Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar sudah selayaknya memiliki banks yariah berdaya saing global. Tujuan dari merger ini salah satunya adalah agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim dunia punya bank syariah yang besar dan berdaya saing global. PT Bank Syariah Indonesia Tbk, yang merupakan bank syariah BUMN hasil merger, dinilai sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal dan mendorong perkembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Pengelolaan bank syariah BUMN hasil merger akan membantu mewujudkan salah satu tujuan dari penggabungan ini, yakni menjadikan Bank Syariah Indonesia sebagai jangkar dalam ekosistem industri halal dan mendukung visi untuk memosisikan Indonesia sebagai salah satu pusat ekonomi Syariah dunia. Demikian menurut Direktur Utama Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo.
Ia menambahkan gerak bank syariah hasil merger, yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) itu diyakini juga akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan serta segala kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di Indonesia maupun dunia.
Bank syariah hasil merger yang akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk itu bakal memiliki aset mencapai Rp214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun, atau masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan memiliki layanan keuangan syariah yang lengkap untuk beragam kebutuhan finansial untuk semua segmen nasabah, mulai dari UMKM, affluent middle-class, investor, wholesale, dan korporasi
Di segmen ritel, akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, zakat, infak, sedekah, wakaf (ZISWAF), produk layanan berbasis emas, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan serta solusi keuangan lainnya yang berlandaskan prinsip syariah yang didukung oleh kualitas digital banking dan layanan kelas dunia.
Di segmen korporasi dan wholesale, akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan syariah.
Selain itu, juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
Di samping itu, PT Bank Syariah Indonesia Tbk akan menyasar investor global lewat produk-produk syariah yang kompetitif dan inovatif.
Di segmen UKM dan mikro, PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga akan terus memberikan dukungan kepada para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan syariah yang sesuai, juga melalui sinergi dengan bank-bank Himbara dan Pemerintah Indonesia. Disampaikan Abdullah juga, perkiraan efektif penggabungan bank syariah BUMN, yakni pada 1 Februari 2021.
PT Bank BRISyariah Tbk. akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity) dalam merger bank syariah BUMN.
Rencana merger 3 bank syariah milik bank BUMN tersebut hanya akan efektif setelah diperolehnya persetujuan dari otoritas yang berwenang dan dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar dari masing-masing pihak serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank hasil merger bank BUMN syariah diharapkan menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia. Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Project Management Office, Hery Gunardi mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir ingin meningkatkan core competence seluruh BUMN, tidak terkecuali di sektor keuangan.
Setelah resmi bergabung, secara legal pada Februari 2021 nanti, bank hasil merger ini akan memiliki total aset senilai Rp220 triliun hingga Rp225 triliun.
Merger perbankan syariah pelat merah masih harus melewati serangkaian proses sebelum mencapai tahap legal pada kuartal I/2021. Setelah mengantongi restu regulator, tahap selanjutnya yakni penyelenggaraan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Selanjutnya, proses penggabungan baru dilakukan begitu izin pemegang saham dipegang.
Aset tiga bank syariah milik BUMN yang melakukan merger diproyeksi akan tumbuh 73,3 persen pada 2025 menjadi Rp390 triliun. Saat legal merger selesai dilakukan pada kuartal I/2020, posisi aset bank tersebut akan sekitar Rp200 triliun sampai Rp225 triliun. Sementara itu, per Juni 2020 total aset ketiga bank syariah tersebut baru senilai Rp214,6 triliun.
Empat tahun berselang setelah merger selesai dilakukan, aset bank hasil merger akan menjadi Rp390 triliun atau tumbuh 73,3 persen pada 2025. Pertumbuhan aset ini seiring dengan pembiayaan yang akan mencapai Rp272 triliun dan penghimpunan dana senilai Rp335 triliun pada 2025.
Bank syariah hasil merger ini memiliki modal yang cukup untuk menghasilkan bisnis yang kuat dan bisa ikut serta dalam global market seperti sukuk global. Hasil penggabungan ketiga bank syariah akan memiliki potensi menjadi 10 bank syariah teratas secara global berdasarkan kapitalisasi pasar.
Proses merger tiga bank syariah yang dimiliki bank BUMN dipastikan tidak akan berdampak pada pemangkasan karyawan.