Mengukur PPKM dari FB Mobility dan Google Traffic

MONITORDAY.COM - Teknologi terkait big data dapat membantu manusia dalam memerangi pandemi. Terutama ketika terjadi lonjakan kasus dan pergerakan manusia harus dibatasi. Banyak orang sudah terhubung dengan dunia digital dari waktu ke waktu. Sehingga lokasi dan pergerakan manusia dapat dilacak. Analisis atas data mobilitas manusia itu sangat membantu mengukur efektifitas kebijakan.
Virus korona berjangkit dari manusia ke manusia lain dengan cepat. Bahkan lebih cepat untuk varian Delta. Sementara vaksinasi belum mampu mengejar kecepatan penularan. Meski hanya 20% jumlah mereka yang terpapar virus membutuhkan layanan rumah sakit angka absolutnya akan sangat besar jika banyak yang sakit pada saat yang sama.
Jika ada 100 ribu orang yang positip terkonfirmasi maka 20 orang diantaranya potensial membutuhkan layanan rumah sakit dengan gejala sedang dan berat. Tentu saja IGD, ruang rawat inap, dan ruang ICU yang ada tak akan cukup. Fenomena itulah yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan Juni 2021 hingga kini.
Kemampuan Pemerintah dalam menggenjot langkah 3T (testing, tracing, dan treatment) telah dipacu. Namun sangat mungkin angka sesungguhnya lebih banyak dari data yang dipublikasikan. Sehingga angka kematian akibat Covid bisa menjadi pembandingnya. Dengan jumlah penambahan angka kematian akibat Covid kita dapat melihat betapa kritisnya kondisi Indonesia.
Itulah mengapa langkah pembatasan mobilitas manusia sangat penting. Disamping menerapkan langkah 5M salah satu upaya massif adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Langkah ini diharapkan mampu menekan mobilitas manusia dan pada akhirnya menurunkan angka penambahan positip harian.
Salah satu alasan pergerakan manusia adalah untuk kepentingan bekerja. Banyak pekerjaan yang dapat dialihkan ke platform daring. Banyak pula pekerjaan yang tak dapat dilakukan secara daring. Untuk sektor esensial ijin pergerakan pekerja masih diberikan. Aktivitas lain harus ditunda dulu.
Salah satu keungguan teknologi yang dapat digunakan untuk memantau dan menganalisis pergerakan manusia adalah Facebook Mobility dan Google Traffic.
FB Mobility
Kumpulan data pada FB Mobility dimaksudkan untuk memberi data kepada para peneliti dan pakar kesehatan masyarakat tentang bagaimana populasi merespons langkah-langkah jarak fisik. Secara khusus, ada dua metrik, Change in Movement dan Stay Put, yang memberikan perspektif yang sedikit berbeda tentang tren pergerakan.
Change in Movement melihat berapa banyak orang yang bergerak dan membandingkannya dengan periode dasar yang mendahului sebagian besar tindakan jarak sosial, sementara Stay Put melihat sebagian kecil dari populasi yang tampaknya tinggal di area kecil selama satu hari penuh.
Google Traffic
Saat komunitas global merespons COVID-19, Google telah menyerap masukan dari pejabat kesehatan masyarakat bahwa jenis analisis gabungan dan anonim yang sama yang digunakan dalam produk seperti Google Maps dapat membantu saat mereka membuat keputusan penting untuk memerangi COVID-19.
Laporan Mobilitas Komunitas ini bertujuan untuk memberikan wawasan tentang hal-hal yang telah berubah dalam menanggapi kebijakan yang ditujukan untuk memerangi COVID-19. Termasuk apakah langkah PPKM efektif menekan laju pergerakan manusia.
Laporan tersebut memetakan tren pergerakan dari waktu ke waktu berdasarkan geografi, di berbagai kategori tempat seperti ritel dan rekreasi, bahan makanan dan apotek, taman, stasiun transit, tempat kerja, dan perumahan.