Menerapkan Closed Loop dan Rantai Pasok Hortikultura

MONITORDAY.COM - Pertanian menjadi sektor strategis kala pandemi. Khususnya di sub sektor hortikultura. Di satu sisi permintaan pasar lokal yang besar harus dipenuhi dan sisi lain produksi dan distribusi produk harus dilakukan dengan tepat dan efisien. Buah-buahan dan rempah menjadi primadona sebagai sumber asupan nutrisi alami berkualitas tinggi.
Maka diperlukanlah manajemen rantai pasok dan rantai nilai dalam end to end model. Dari hulu hingga ke hilir, dari pemasok hingga konsumen, bahkan dalam rentang yang lebih panjang lagi. Pemerintah harus mampu merumuskan dan mendorong terciptanya bisnis model yang menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan terutama kalangan petani yang sering diombang-ambingkan oleh permainan harga.
Sub sektor hortikultura menunjukkan pertumbuhan tertinggi dibanding komoditas pertanian lainnya, yaitu tumbuh 4,17%, dengan kontribusi sebesar 11,84%. Sedangkan sub sektor tanaman pangan tumbuh 3,54% dan sub sektor perkebunan tumbuh 1,33%.
Komoditas hortikultura masih menghadapi persoalan missmatch antara produksi dan pemasaran yang terjadi karena adanya time lag yang cukup panjang antara waktu penanaman dengan saat produk dikonsumsi.
Untuk mengatasi masalah tersebut Pemerintah memastikan akan terus mendukung berbagai inisiatif sinergi dan kolaboratif seperti inklusif closed loop yang melibatkan petani, koperasi, perbankan, hingga off taker diharapkan menjadi lesson-learned bagi petani hortikultura. Demikian menurut Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinaor (Kemenko) Perekonomian Yuli Sri Wilanti.
Pengembangan kemitraan closed loop hortikultura dimaksudkan untuk membangun ekosistem rantai pasok dan rantai nilai dari hulu sampai dengan hilir yang terintegrasi dan bersifat end to end model.
Petani diajarkan budidaya sesuai good agricultural practices dengan memperhatikan pola tanam, pola panen, penanganan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Program pengembangan kemitraan closed loop ini menjadi program prioritas nasional dan diharapkan menjadi success story yang dapat direplikasi di wilayah lain di Indonesia.
Kemenko Perekonomian akan mengoordinasikan melalui integrasi kebijakan, serta memfokuskan upaya meningkatkan program kemitraan petani dalam skala yang lebih besar, dalam lahan yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak petani, sebagaimana arahan Presiden bahwa closed loop ini diharapkan mampu melibatkan 2 juta petani swadaya di tahun 2023.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian Musdhalifah Machmud mengungkapkan pengembangan kemitraan closed loop hortikultura dimaksudkan untuk membangun ekosistem rantai pasok dan rantai nilai dari hulu sampai dengan hilir yang terintegrasi dan bersifat end to end model.
Dalam closed loop tersebut petani diajarkan budidaya sesuai good agricultural practices dengan memperhatikan pola tanam, pola panen, penanganan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Harapannya, setelah menjadi program pengembangan kemitraan closed loop menjadi program prioritas nasional, Kemenko Perekonomian akan mengoordinasikan melalui integrasi kebijakan.
Tujuannya, untuk memfokuskan upaya meningkatkan program kemitraan petani dalam skala yang lebih besar, dalam lahan yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak petani. Presiden menargetkan closed loop ini diharapkan mampu melibatkan 2 juta petani swadaya di tahun 2023.
Salah satunya dengan memetakan jenis dan volume komoditas yang dibutuhkan untuk mendukung pariwisata, khususnya kebutuhan Hotel dan Restoran di suatu destinasi wisata.
Petani dapat merencanakan produksi sesuai kebutuhan dan dibantu untuk melakukan kemitraan dengan pelaku pasar. Kebijakan ini juga diharapkan mendorong kepastian pasar dan harga akan memotivasi petani untuk terus berproduksi.
Program pengembangan kemitraan closed loop telah menjadi program prioritas nasional, sehingga diperlukan koordinasi dan integrasi kebijakan untuk meningkatkan program kemitraaan petani pada skala masif.
Pengembangan kemitraan closed loop hortikultura bertujuan untuk membangun ekosistem rantai pasok dan rantai nilai dari hulu sampai dengan hilir yang terintegrasi dan bersifat end to end model, dimana petani diajarkan budidaya sesuai good agricultural practices dengan memperhatikan pola tanam, pola panen, penanganan pasca panen hingga distribusi dan pemasaran untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan pasar.