Investasi 200 M Untuk Irradiasi Pangan

Teknologi berkembang untuk menjawab tantangan itu. Food processing atau pengolahan pangan telah mengadopsi teknik iradiasi pangan. Suatu proses menggunakan energi ionisasi untuk membunuh mikroba. Kadang-kadang iradiasi pangan disebut juga sebagai pasteurisasi elektronik atau pasteurisasi dingin. Demikian menurut lama resmi pom.go.id.

Investasi 200 M Untuk Irradiasi Pangan
mesin irradiasi pangan/ food-processing technology.com

MONDAYREVIEW.COM – Industri pangan makin dirasa penting. Populasi manusia tumbuh terus dan ketersediaan pangan terbatas. Tak hanya soal budidaya tantangannya berat juga dihadapi dalam  tahap pengolahan pangan. Kandungan nutrisi harus terjaga, tetap segar dan tidak membusuk, bersih dari mikorba, sehingga tentu saja sehat dan layak dikonsumsi. Bahan pangan atau makanan dan minuman tak jarang harus didistribusikan hingga tempat-tempat yang jauh. 

Bagaimana menumbuhkan industri pangan dalam negeri? Salah satunya adalah dengan mengadopsi teknologi yang mampu mengolah pangan sesuai standar internasional. Penggunaan bahan kimia dan cara pengolahan yang membahayakan kesehatan konsumen semakin dihindari. Banyak negara maju telah menerapkan aturan yang ketat. Mau tidak mau kita harus menyesuaikan diri jika ingin menembus pasar ekspor mereka.  

Berbagai macam teknologi dikembangkan manusia untuk mengawetkan bahan pangan atau makanan. Misalnya melalui pengeringan, pasteurisasi, pembekuan, pengasinan atau penambahan bahan tambahan pangan. Ikan asin menjadi salah satu contoh pengawetan tradisional yang telah dikenal luas sejak dulu kala. Juga pasteurisasi dalam pengolahan susu.

Peradaban terus berkembang. Manusia terus mencari tahu dan berusaha menemukan jawaban atau memenuhi tuntutan hidupnya. Termasuk bagaimana bahan pangan segar dapat dikonsumsi dalam kondisi yang benar-benar sehat. Bebas bakteri dan dalam kondisi segar. Tak membusuk dan tidak pula berubah rasa apalagi kandungan nutrisinya.   

Teknologi berkembang untuk menjawab tantangan itu. Food processing atau pengolahan pangan telah mengadopsi teknik iradiasi pangan. Suatu proses menggunakan energi ionisasi untuk membunuh mikroba. Kadang-kadang iradiasi pangan disebut juga sebagai pasteurisasi elektronik atau pasteurisasi dingin. Demikian menurut lama resmi pom.go.id.

Seperti halnya pasteurisasi tradisional, iradiasi pangan dapat meningkatkan keamanan pangan seperti daging, ayam, seafood, biji-bijian dan rempah yang tidak dapat di pasteurisasi panas tanpa terjadinya perubahan sifat dari mentah menjadi matang.

Kecenderungan dunia menggunakan teknik iradiasi terus meningkat karena adanya keuntungan yang diperoleh antara lain tersedianya pangan yang bebas dari serangan (infestasi) serangga, kontaminasi dan pembusukan; pencegahan penyakit karena pangan; dan pertumbuhan perdagangan pangan yang harus memenuhi standar impor dalam hal mutu dan karantina.

Iradiasi pangan memberikan keuntungan praktis jika diterapkan sesuai dengan sistem penanganan dan dengan distribusi pangan yang aman.

Lagi pula dengan semakin ketatnya larangan penggunaan insektisida kimia untuk mengendalikan serangga dan mikroba dalam pangan, maka iradiasi merupakan alternatif yang efektif untuk melindungi pangan dari kerusakan akibat serangga serta sebagai tindakan karantina untuk produk pangan segar.

Di negara-negara yang melarang importasi buah yang mengandung bahan kimia seperti USA dan Jepang sebagai importir utama telah melarang penggunaan produk yang mengandung insektisida tertentu yang telah dinyatakan berbahaya terhadap kesehatan.

Dengan demikian, ketidakmampuan suatu negara untuk memberikan pangan yang aman baik untuk karantina maupun dari segi kesehatan akan menjadi hambatan dagang yang utama.

Selama tahun 1996, United States Department of Agriculture (USDA) menerbitkan suatu aturan baru yang mengizinkan importasi sayur dan buah segar yang diiradiasi untuk tujuan mencegah lalat buah.

Hal inilah yang membuat Dahlan Iskan melalui salah satu anak perusahaannya PT Ensterna Indonesia berani berivestasi hingga 200 Milyar Rupiah untuk membangun usaha di bidang irradiasi pangan. Usaha ini dipimpin Yudi Utomo - seorang pakar nuklir UGM lulusan Amerika Serikat. Tak hanya pangan teknologi irradiasi juga dapat digunakan untuk sterilisasi alat kesehatan, dan pakaian.   

Jika perusahaan ini dapat berjalan tentu akan memenuhi kebutuhan pasar. Baik di dalam negeri maupun untuk ekspor. Selama ini banyak bahan pangan terbuang karena membusuk dan menjadi sampah pangan. Banyak juga yang diolah hingga kehilangan banyak kandungan nutrisinya. Untuk itulah teknologi ini diciptakan dan diterapkan. Aman kok.