Mendikbud Luruskan Polemik Wacana Impor Guru Menko PMK

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meluruskan wacana yang dilontarkan Menko PMK, Puan Maharani soal akan didatangkannya atau impor guru dari luar negeri, yang banyak menimbulkan polemik.

Mendikbud Luruskan Polemik Wacana Impor Guru Menko PMK
Mendikbud Muhadjir Effendy.

MONITORDAY.COM - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy meluruskan wacana yang dilontarkan Menko PMK, Puan Maharani soal akan didatangkannya atau impor guru dari luar negeri, yang banyak menimbulkan polemik. Menurut dia, seharusnya masyarakat memahami pemberitaan dengan baik, supaya tau maksud sebenarnya dan tidak asal melontarkan kritik. 

"Bu Menko PMK, meminta diluruskan pemberitaan yang agak menyesatkan, beliau tidak mengatakan 'impor' tetapi 'mengundang' guru atau instruktur untuk TOT (Traingin of Trainer)," ujar Muhadjir, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (11/5).

Muhadjir menjelaskan, pesan yang dimaksud Menko PMK yaitu bahwa akan lebih baik untuk mendatangkan guru dari luar negeri untuk meningkatkan kemahiran instruktur/guru, dari pada mengirim instruktur/guru Indonesia ke luar negeri. Menurutnya, hal ini akan lebih efisien. 

Karena itu, kata Muhadjir, wacana kebijakan tersebut tidak hanya untuk sekolah, tapi tetapi juga untuk lembaga pelatihan yang berada di kementerian lain, seperti Balai Latihan Kerja, dan sebagainya. 

“Sasaran utama adalah untuk peningkatan kapasitas pembelajaran Vokasi di SMK dan STEM (science, technology, Engineering and mathematics),” tutur mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini. 

Meski begitu, lanjut Muhadjir, pengiriman guru ke LN untuk kursus jangka pendek juga tetap dilakukan. Setelah sebanyak 1200 orang, mudah-mudahan bisa segera diberangkatkan kembali. “Sehingga target pengiriman guru kursus ke LN 7000 orang tahun ini bisa tercapai,” pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mengungkapkan gagasan untuk mengundang Guru atau pengajar dari luar negeri guna mengajar di Indonesia. Hal ini dilakukan guna menyalurkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat ini. 

"Kita ajak guru dari luar negeri untuk mengajarkan ilmu-ilmu yang dibutuhkan di Indonesia," kata Puan saat menghadiri diskusi Musrembangnas, di Jakarta, Kamis (9/5).