Menag: Umat Muslim Harus Menebar Kebaikan
Membela Tanah Air dan menjaga keutuhannya merupakan kewajiban agama.

MONDAYREVIEW.COM – Membela dan mempertahankan Tanah Air merupakan bagian dari upaya menegakkan agama. Maka itu, Umat Muslim harus menjadi bagian penting dalam membangun bangsa dengan senantiasa menebar kebaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian disampaikan Menteri Agama Republik Indonesia, Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi Pembicara Kunci pada Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) di Serpong, Selasa (21/11).
Lukman mengatakan bahwa Tanah Air merupakan tempat warga bangsa menjalankan ajaran agama. Maka itu, dia mengajak agar dalam kehidupan berbangsa dan negara tidak ada lagi mempertentangkan hubungan antara identitas keagamaan dan identitas kewarganegaraan.
“Membela Tanah Air dan menjaga keutuhannya merupakan kewajiban agama. Seorang Muslim yang baik pasti menjadi warga negara yang baik," ucap Lukman.
Menurutnya Islam dalam sejarahnya memiliki pengalaman panjang dalam mengelola hubungan antara identitas keagamaan dan identitas kewarganegaraan. Kisah sukses itu bermula dari Piagam Madinah yang mengakui hak-hak kewarganegaraan bagi seluruh komponen masyarakat Madinah, terlepas dari perbedaan agama, suku dan ras.
Dengan tegas dinyatakan, “anna al-Yahûd Ummah, wal muslimîn ummah” (orang Yahudi dan Muslim adalah umat dalam ikatan identitas agama masing-masing), tetapi pada saat yang sama, “annal muslimiina wal yahuuda ummah” (kaum Muslim dan Yahudi adalah SATU UMMAH yang diikat oleh kesamaan sebagai warga negara).
"Prinsipnya jelas, seperti kata Rasulullah, “lahum mâ lanâ wa `alayhim mâ `alayna” (mereka memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kita)," ucapnya.
Perlu diketahui AICIS 2017 menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain: Syed Farid Alatas (National University of Singapore), Ronald A Lukens Bull (University of North Florida), Imtiyaz Yusuf (Mahidol University Thailand), Lisolette Abid (Vienna University, Austria), dan Livia Holden (Oxford University UK)
AICIS dihadiri pimpinan, guru besar, dosen dan peneliti di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Ada 25 narasumber utama (dalam dan luar negeri) dan 332 pemakalah yang akan mempresentasikan hasil kajian dan penelitiannya.