Mbak Puan: Kota Bengkulu Kota Perjuangan Tempat Tokoh-tokoh Pendiri Bangsa Diasingkan

Menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa melalui sejarah.

Mbak Puan: Kota Bengkulu Kota Perjuangan Tempat Tokoh-tokoh Pendiri Bangsa Diasingkan
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani membuka kegiatan Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) Tahun 2017 di Rumah Pengasingan Bung Karno, Kota Bengkulu.

Turut hadir dalam pembukaan Lasenas 2017 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi, Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, Ketua Masyarakat Sejarah Indonesia, serta para Ketua Adat dan Budayawan Bengkulu.

Dalam sambutannya Puan menuturkan bahwa Kota Bengkulu memiliki sejarah yang penting bangsa ini. Pada masa kolonial Kota Bengkulu merupakan daerah kekuasaan Inggris yang kemudian berpindah tangan kepada kekuasaan Belanda. 

“Sehingga, tidak mengherankan apabila di Bengkulu dapat ditemukan adanya peninggalan-peninggalan bersejarah seperti Benteng Malborough peninggalan Inggris, dan perkebunan teh yang merupakan peninggalan Belanda,” jelasnya.

Lebih lanjut politikus perempuan  PDI Perjuangan ini mengungkapkan bahwa Kota Bengkulu juga merupakan kota perjuangan dan tempat tokoh-tokoh pendiri Bangsa diasingkan sebagai akibat perlawanan terhadap kebijakan pemerintahan kolonial Belanda.

“Beberapa tokoh itu di antaranya adalah Sentot Ali Basyah (1924) dari Jawa, Alexander Jacob Patty (1908) dari Ambon dan Ida Bagus Arka (1908) dari Bali. Pada awal 1938, Soekarno juga diasingkan ke Bengkulu oleh Pemerintah Kolonial Belanda,” paparnya.  

Kepada seluruh peserta Lasenas, Puan mengajak seluruh peserta untuk memanfaatkan kegiatan ini sebaik-baiknya. Yakni dengan menggali sejarah yang lebih dalam sehingga menjadi generasi bangsa yang memahami sejarah bangsanya. Dan pada kesempatan ini menjadi ajang untuk menjaga semangat persatuan dan kesatuan bangsa, mengamalkan nilai-nilai Pancasila secara konsisten dan konsekuen serta bangun terus semangat juang dan kerja keras. 

"Melalui Lawatan Sejarah Nasional, mari kita ambil hikmah dan manfaat dari perjalanan bangsa dan bapak-bapak tokoh pendiri bangsa," ajaknya. 

Puan sendiri mengapresiasi kegiatan Lasenas. Ajang  ini menurutnya perlu terus dikembangkan.  "Melalui kegiatan seperti ini pulalah kita dapat merawat ingatan kita untuk belajar dan mencintai sejarah bangsa dan negeri Indonesia. Juga untuk merajut tali persaudaraan kita melalui simpul-simpul ke-Indonesia-an yang sudah terjalin dalam memori kita bersama,” cetusnya. 

Perlu diketahui Lasenas ini bertujuan untuk mengenang dan melihat kembali jejak-jejak perjalanan sejarah yang telah ditorehkan di Kota Bengkulu. Sebagaimana diketahui bahwa Kota Bengkulu merupakan kota perjuangan dan tempat tokoh-tokoh pendiri Bangsa diasingkan sebagai akibat perlawanan terhadap kebijakan Pemerintahan Kolonial Belanda.   

Lasenas Tahun 2017 di Bengkulu mengusung tema "Merawat Keberagaman Memori Kolektif untuk Memperkokoh Karakter Bangsa". Sekitar 200 orang pelajar SMA dari seluruh Indonesia menjadi peserta Lasenas kali ini. Mereka akan diminta membuat karya tulis atapun film dokumenter terkait sejarah yang ada di Bengkulu. 

Selain membuka Lasenas 2017, Menko PMK juga memberikan bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada 126 siswa dari total 620 siswa di Kota Bengkulu, Kartu Indonesia Sehat (KIS) kepada 100 orang dari total 85.731 orang di Kota Bengkulu, serta Program Keluarga Harapan (PKH) kepada 100 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari total 5.945 KPM di Kota Bengkulu. Di kesempatan itu pula, Menko PMK memberikan quiz dengan hadiah 2 unit sepeda, 2 buah kipas angin, 3 buah kompor gas dan 3 buah rice cooker