Pertamina Merugi, Ahok Dibully

Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto mengusulkan agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dicopot dari jabatannya

Pertamina Merugi, Ahok Dibully

MONDAYREVIEW.COM – Dalam semester pertama tahun 2020, Pertamina salah satu BUMN besar di Indonesia mengalami kerugian sebanyak 11 triliun. VP Komunikasi Perusahaan PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menjelaskan kerugian yang dihadapi perusahaan disebabkan oleh i triple shock. Fajriyah menjelaskan ketiga syok itu adalah penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada selisih kurs yang cukup signifikan. Menurutnya pandemi Covid-19 dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina.

Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi sangat tajam, kata Fajriyah, membuat kinerja keuangan Pertamina sangat terdampak. Penurunan permintaan terlihat dari konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117 ribu kilo liter (KL) per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang tercatat 135 ribu KL per hari. Bahkan pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota besar terjadi penurunan permintaan hingga 50-60 persen.

Namun begitu, Fajriyah memastikan seluruh proses bisnis Pertamina berjalan dengan normal. SPBU tetap beroperasi, pendistribusian BBM dan LPG juga tetap terjaga baik, Pertamina tetap memprioritaskan ketersediaan energi bagi rakyat. Lebih jauh, ia menyebutkan, Pertamina tetap optimistis hingga akhir tahun akan ada pergerakan positif. Dengan begitu, diproyeksikan laba juga akan positif. Mengingat perlahan harga minyak dunia sudah mulai naik dan juga konsumsi BBM baik industri maupun ritel juga semakin meningkat.

Menanggapi kerugian tersebut, Anggota Komisi Energi DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto mengusulkan agar Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dicopot dari jabatannya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero). Mulyanto kemudian menyinggung ucapan Ahok beberapa waktu lalu.

Jika sekarang Pertamina rugi, maka menimbulkan sebuah pertanyaan. Apakah Ahok tidak mengawasi? Sehingga Pertamina bisa rugi. Pernyataan ini disampaikan Ahok pada 27 Juni 2020 di acara Live Instagram KickAndy Show. Saat itu, Ahok menyebutkan pendapatan Pertamina yang mencapai Rp 800 triliun atau hampir sepertiga APBN harus selalu diawasi.

Mulyanto pun menduga ada faktor nonteknis yang menyebabkan Pertamina mengalami rugi yang begitu besar. Untuk itu, minta peran pengawasan komisaris utama lebih ditingkatkan. Mulyanto meminta pemerintah tidak sungkan untuk mengevaluasi kerja Ahok. Jika tidak mampu, maka Ia meminta pemerintah mengganti dengan figur profesional yang memahami kerja dunia perminyakan.

Berbeda dengan Mulyanto, Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurrahman menilai wajar jika Pertamina mengalami kerugian Rp11, 4 triliun pada semester pertama 2020. Pasalnya, tak hanya perusahaan migas dalam negeri saja, namun sejumlah perusahaan migas milik asing juga mengalami nasib serupa. Mengutip Forbes Middle East, dia menyebutkan sejumlah perusahaan minyak asing, kecuali Saudi Aramco, memang mengalami kerugian signifikan selama semester I 2020 seperti Exxon Mobile, mengalami penurunan senilai Rp19,134 triliun, British Petroleum (BP) Rp98,011 triliun, Total Rp122,879 triliun, dan Shell Rp269,165 triliun

Ahok pun sempat menjadi trending topic di twitter, warganet membincangkan dia bahkan membullynya. Bagi yang sejak awal kritis kepada Ahok, mereka mempertanyakan bagaimana Pertamina bisa rugi sementara saat harga minyak dunia turun, Pertamina tidak menurunkan harga minyak di RI. Hal ini membuat banyak pihak meragukan kemampuan Ahok menjadi komisaris utama Pertamina.

Tentu saja tuntutan terhadap Ahok adalah sesuatu yang wajar, mengingat fasilitas dan gaji yang diterima selama menjadi komisaris. Gaji Ahok mengurus Pertamina ini bisa dibilang cukup besar. Ia sendiri pernah buka-bukaan bahwa dirinya bisa digaji Rp170 juta perbulan. kata Ahok dalam talkshow live IG TV Mata Najwa.