Masyarakat Diminta Tak Larut Dalam Ketegangan Jelang Pilpres

Pemilihan umum (pemilu) tahun 2019 yang bakal dilakukan serentak guna menentukan Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, kabupaten dan kota dinilai harus diakui amat menegangkan.

Masyarakat Diminta Tak Larut Dalam Ketegangan Jelang Pilpres
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof DR Jimly Asshiddiqie/istimewa.

MONITORDAY.COM - Pemilihan umum (pemilu) tahun 2019 yang bakal dilakukan serentak guna menentukan Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, kabupaten dan kota dinilai harus diakui amat menegangkan.

Kendati demikian, ketegangan yang mulai terasa menjelang pemilu tahun ini, terutama pemilihan Presiden (pilpres), tetap harus disikapi secara tenang.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Prof DR Jimly Asshiddiqie, pada diskusi media Dialektika ICMI bertema Tinjauan Konstitusi Preferensi Publik dalam Memilih Calon Pemimpin, di Jakarta, Rabu (9/1).

"Pemilu, pilpres, ini tegang, tapi kita perlu menanggapi itu dengan tenang. Komunikasi saat ini amat seru menjelang pilpres. Kita jangan terbawa perasaan karena mudah-mudahan sudah tidak ada yang golput lagi," kata Jimly dalam keterangan tertulis yang diterima Kamis (10/1). 

Jimly menilai, menjelang pemilu, khususnya pilpres telah terjadi polarisasi politik dalam masyarakat, bahkan sejak tahun 1945 ketika awal kemerdekaan dan pemerintahan baru.

Namun menurut Jimly, polarisasi politik yang terjadi justru masih memiliki dampak positif yaitu membuat masyarakat semakin bijaksana serta rasional.

"Mendewasakan para pemilih agar tidak terbawa perasaan. Jangan mencintai berlebihan dan membenci secara berlebihan kandidatnya sebab itu tidak rasional," ucap Jimly.

Ditambah lagi, kata Jimly, Indonesia merupakan negara terbesar di dunia nomor empat. Meskipun budaya politiknya masih terasa feodal, Indonesia tetap adalah bangsa yang besar.

"Jangan berkecil hati dalam menghadapi dunia ini. Coba untuk optimis karena kita bisa jadi negara terbesar keempat di dunia," ujar Jimly.

Jimly juga mengungkapkan tentang peniliaiannya agar masyarakat tetap dapat bergembira saat suasana menjelang pemilu 2019 yang memanas.

Jimly menuturkan, setiap kelompok masyarakat yang telah berhak mengikuti pemilu agar jangan sampai selalu bersikap terbawa perasaan atau "baper".

Bersikap tidak baper ketika menuju pemilu, ujar Jimly, maka dapat menuntun masyarakat sulit terprovokasi dan menolak menjelekkan lawan pilihan politiknya sehingga menghindari kebencian maupun permusuhan.