Masa Aksi Munajat 212 Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis, Pengamat Media Malah Bilang Begini

Insiden kekerasan terhadap beberapa wartawan yang meliput Munajat 212 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/2), dinilai harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak hanya aparat penegak hukum, tapi juga para wartawan itu sendiri.

Masa Aksi Munajat 212 Lakukan Kekerasan Terhadap Jurnalis, Pengamat Media Malah Bilang Begini
Ilustrasi foto/istimewa

MONITORDAY.COM - Insiden kekerasan terhadap beberapa wartawan yang meliput Munajat 212 di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, pada Kamis (21/2), dinilai harus menjadi perhatian semua pihak. Tidak hanya aparat penegak hukum, tapi juga para wartawan itu sendiri. 

Praktisi dan pemerhati media dari Universitas Sumatera Utara, Barto Silitonga mengatakan, para wartawan sendiri seharusnya tetap menjaga keselamatan. jangan sampai demi mencari berita, keamanan dan keselamatan diri diabaikan. 

"Kendati dalam menjalankan tugasnya dilindungi undang-undang, banyak pihak yang tak paham bahkan tidak peduli terhadap aturan hukum tersebut. Akibatnya kekerasan kerap terjadi menimpa para pewarta," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/2). 

Menurut Barto, seharusnya wartawan mempunyai kepekaan terhadap potensi yang mengancam keselamatannya, sehingga akhirnya rekan-rekan memilih menghindar sejenak mencari berita, di tempat dan momen tersebut. 

"Jangan demi eksklusifitas berita, keselamatan dinomorduakan. Jangan demi perintah koordinator peliputan (korlip) atau redaktur, risiko jiwa dan kesehatan yang terancam dikesampingkan. Jangan karena eksistensi, nyawa sendiri tak dihargai," ungkapnya. 

Padahal, kata Barto, bayaran yang diterima pun tidak akan bertambah kalaupun mendapatkan berita yang ekakusif dan bagus. "Tak bertambah gaji kita menjadi puluhan juta rupiah per pekan jika mengambil risiko meliput kegiatan yang membahayakan nyawa," ucapnya.

Karena itu Barto kembali mengingatkan agar jurnalis tetap harus menjaga keselamatan. Meskipun dijamin undang-undang, namun harus tetap mempunyai kewaspadaan agar tidak mengalami kerugian dikemudian hari. 

"Tak makin sejahtera kita jika sok pahlawan paling depan dalam pemberitaan. Ingat! Karangan bunga dan ucapan bela sungkawa terhadap kita hanya datang satu hari, setelahnya kerugian ditanggung sendiri, sepanjang hayat," pungkasnya.