Mahfud MD: Indonesia Laboraturium Pluralisme dan Toleransi

Faktanya umat manusia di dunia memang mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda-beda, maka diperlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Mahfud MD: Indonesia Laboraturium Pluralisme dan Toleransi
Mahfud MD/net

MONITORDAY.COM - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebutkan Indonesia merupakan laboratorium pluralisme dan toleransi.

Hal itu dikatakan Mahfud saat bertemu dengan Sekjen Rabithah Alam Islami atau World Moslem Leage (WML) Syech Abdul Karim Al Issa di kantornya, di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (8/12).

"Karena Indonesia merupakan negara dengan pendududuk muslim terbesar di dunia dan dengan berbagai agama dan madzhab keagamaan yang sangat lengkap. Semua bisa hidup berdampingan," kata Mahfud, dikutip dari siaran persnya, Rabu (09/12).

Menurut Mahfud, dengan keragaman itu, konsep moderasi Islam (Wasathiyyah Islam) sangat cocok bagi umat Islam di Indonesia sebab di Indonesia banyak agama dan keyakinan yang dianut oleh umatnya.

Ia menyebut bahwa faktanya umat manusia di dunia memang mempunyai agama dan keyakinan yang berbeda-beda, maka diperlukan inklusivisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Kaum muslimin jangan sampai terjebak ke dalam sikap ekstrimisme-radikal atau liberalisme, melainkan harus menjadi ummat jalan tengah yang menjadi agen perdamaian," kata Mahfud.

Sementara itu, Sekjen Rabithah Alam Islami Abdul Karim Al-Issa menyatakan kebanggaannya kepada kaum muslimin Indonesia karena pengarusutamaannya pada wasathiyah Islam.

Ia menceritakan ketika berkunjung ke Indonesia melihat keragaman di sana dibalut dengan sikap saling menghormati antar sesama.

"Kaum muslimin di sana (Indonesia) benar-benar mencerminkan kesadaran bahwa manusia itu diciptakan berbeda-beda tapi derajatnya sama dalam kehidupan bersama. Kaum muslimin Indonesia mengikuti Piagam Madinah yang dulu dibuat sendiri oleh Nabi Muhammad," kata Abdul Karim.

Menko Polhukam RI dan Sekjen Rabithah Alam Islami dalam pertemuan yang berlangsung selama satu setengah jam itu sepakat tentang perlunya penerapan wawasan Wasathiyah Islam di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia.

Keduanya juga bersepakat untuk menjalin kerja sama dalam mendakwahkan Islam yang berwawasan Wasathiyyah Islam melalui jaringan-jaringan yang dimiliki, baik oleh Kemenko Polhukam RI maupun Rabithah Alam Islami.