LKSN Wahana Kembangkan Keterampilan Anak Berkebutuhan Khusus

Duta-duta terbaik siswa SLB dari 34 provinsi mulai berkompetisi dan unjuk keterampilan terbaiknya pada ajang LKSN.

LKSN Wahana Kembangkan Keterampilan Anak Berkebutuhan Khusus
Suasana Lomba IT LKSN 2017

MONDAYREVIEW.COM -  Duta-duta terbaik siswa sekolah luar biasa (SLB) dari 34 provinsi mulai berkompetisi dan unjuk keterampilan terbaiknya pada ajang Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) 2017 pada Sabtu (29/7) . Pada ajang tersebut mereka akan menampilkan karya terbaiknya pada 9 cabang perlombaan, antara lain menjahit, membatik, hantaran, merangkai bunga, tata boga, kecantikan, kriya kayu, informasi teknologi (IT) dan kreasi barang bekas.

Cabang lomba hantaran, merangkai bunga, kecantikan, informasi teknologi (IT) dan kreasi barang bekas berlokasi di Novotel Mangga Dua Square Hotel Jakarta. Sementara cabang lomba tata boga, kriya kayu, menjahit, membatik berlokasi di SMK Negeri  58 Jakarta  dan SMK Negeri  24 Jakarta.

Acara berlangsung meriah dan seluruh peserta dari anak berkebutuhan khusus mampu menunjukkan hasil karya keterampilan dengan indah dan layak untuk masuk dunia industri dan dunia usaha.

Juri lomba hantaran LKSN, Enen Wardana mengungkapkan ajang ini memilki makna tersendiri bagi siswa anak berkebutuhan khusus. Pasalnya melalui ajang ini akan memancing ide dan gagasannya. Sehingga potensi dan keterampilan yang mereka miliki bisa tumbuh dan berkembang.

Maka itu ajang seperti ini harus rutin digelar. Sebab melalui kegiatan ini akan memotivasi siswa berkebutuhan khusus untuk mengasah keterampilannya. Dengan keterampilan ini mereka akan mandiri dalam menghadapi hidupnya di masa depan.

“Kita semua tahu orang yang normal saja susah mencari pekerjaan apalagi anak-anak berkebutuhan khusus. Melalui lomba ini anak-anak akan membawa mereka menuju ke dunia usaha sesuai dengan keterampilan mereka masing-masing,” katanya saat ditemui di Novotel Mangga Dua Square Hotel Jakarta, Sabtu (29/7).

Lebih lanjut Ketua Konsorsium Hantaran di Kemendikbud ini menegaskan bahwa kita tidak boleh memandang sebelah mata terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Jika mereka diberi pendidikan, keterampilan anak-anak berkebutuhan khusus akan mampu membuat karya yang sangat bagus.

“Mereka memiliki kemampuan yang luar biasa,” tegasnya.

Selain itu direktur Pusat Pendidikan dan Keterampilan Widia ini mengungkapkan bahwa keterampilan hantaran yang diajarkan kepada mereka akan membantu mereka di masa yang akan datang. Misalnya pada ajang LKSN ini mereka diberi tantangan untuk membuat karya hantaran berupa mahar pernikahan.

Pemilihan hantaran berupa mahar memiliki alasan yang kuat karena memiliki prospek bisnis yang sangat menggiurkan. Pernikahan bisa terjadi kapan saja, apalagi Indonesia sebagai mayoritas berpenduduk muslim, mahar pernikahan merupakan syarat wajib untuk pernikahan.

“Setiap saat pernikahan akan selalu. Di Jakarta upah membuat mahar Rp. 500 ribu. Jika setiap bulan membuat 5 hantaran, mereka akan mendapatkan upah bersih  Rp. 2,5 juta,” paparnya.

Menurutnya dengan cara inilah mereka akan mudah dan cepat untuk mendapat uang. Sehinggga keterampilan membuat hantaran ini akan menjadi modal untuk berwirausaha. “Mereka harus menjadi insan yang mandiri,” tegasnya.

Sementara itu Riski Rahmat Hidayat, peserta Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) PKLK 2017  cabang lomba informasi dan teknologi mengungkapkan ajang LKSN mendorong dirinya untuk selalu berkarya yang terbaik di bidang yang ia geluti. Dan ia berharap ajang seperti ini terus  digelar pada tahun-tahun selanjutnya.

Siswa kelas IX SLB  Negeri 1 Palu, Sulawesi Tengah  menuturkan bahwa melalui kegiatan ini pula akan mendorong siswa-siswa berkebutuhan khusus lainnya untuk selalu membuat karya terbaik. Sehingga mereka akan mandiri dengan keahlian yang mereka miliki.

“LKSN sangat bagus dan saya senang. Semoga adanya kita memotivasi siswa lainnya seperti saya untuk terus berkarya,” ujarnya.