Lalu Muhammad Zohri Mengalahkan Pelari Eropa, Afrika dan Amerika
Lalu Muhammad Zohri Menjuarai Lari 100m Putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20.

Lalu Muhammad Zohri sprinter Indonesia asal Lombok Utara NTB, berhasil menjuarai lomba atletik paling utama, lari 100 m putra pada Kejuaraan Dunia IAAF U-20 di Finlandia. Zohri memulai start di nomor delapan atau dari pinggir paling kanan yang dalam dunia lari berarti tidak diunggulkan. Karena memang catatan waktu terbaik dalam kejuaran ini dimiliki pelari Amerika Serikat, Anthony Schwart dengan catatan waktu 10,09 detik yang dibuatnya pada 2 Juni 2018.
Anthony Schwart pun diberi nomor start enam atau ditengah bersama dengan unggulan lainnya yaitu sprinter Swedia Henrik Larsson di nomor start lima dan sprinter andalan Amerika lainnya Eric Harrison di nomor start empat. Diprediksi dua pelari Amerika akan memenangi lomba lari ini bersama dengan pelari Swedia tersebut.
Dari delapan pelari yang bertanding di babak final, tampak dua pelari dari asia yaitu Zohri dan pelari Jepang, Daisuke Miyamoto. Fisik keduanya tampak sangat menonjol karena terlihat lebih kecil dibanding enam pelari lainnya yang berperawakan hitam dan bule yang tinggi besar. Dari segi fisik dipastikan Zohri tidak akan mampu untuk menjadi juara, karena harus mengalahkan fisik eropa, afrika dan afro amerika.
Saat tanda dimulainya start ditembakkan, Zohri terlihat lambat dalam memulai start, sementara pelari Afrika Selatan, Thembo Monareng di sebelahnya terlihat lebih dahulu melaju diikuti pelari unggulan Amerika, Anthony Schwart dan sprinter Jamaika, Michael Stephens. Insting start yang bagus ditunjang langkah kaki mereka yang panjang dan gerak badannya yang dinamis membuat ketiganya memimpin di dua puluh lima meter awal.
Namun saat memasuki pertengahan lomba, Zohri, Eric Harrison dan pelari Inggris, Dominic Ashwell menarik perhatian dengan mengejar ketinggalannya. Lomba menjadi sangat menarik ketika ada lima sprinter berlari sejajar di dua puluh lima meter terakhir. Saat mendekati garis finish, langkah kaki Zohri bergerak hampir tidak terlihat. Zohri berlari sangat kencang, membelah angin, secepat Flash meninggalkan lawan-lawannya.
Nama Zohri pun langsung terucap dari mikrofon komentator yang mengomentari jalannya perlombaan. Hingga akhirnya saat mendekati garis finish Zohri terlihat memimpin dan finish lebih dulu dengan catatan waktu 10,18 detik. Komentator yang kagum dengan kecepatannya dan merasa tidak percaya dengan hasil kejuaraan ini berkali-kali menyebut nama Zohri dari Indonesia sebagai juara dunia baru.
Sayangnya, saat selebrasi Zohri yang berlari ke pinggir arena mendekati penonton tidak menemukan bendera Indonesia untuk waktu yang lumayan lama. Zohri yang belum menemukan bendera merah putih akhirnya diajak berfoto oleh kedua sprinter Amerika yang ada di posisi kedua dan ketiga dengan catatan waktu yang sama 10,22 detik. Zohri pun dirangkul bendera Amerika yang dibawa kedua pelari tersebut.
Ada kekecewaan dibalik kebanggaan atas prestasi Zohri, yaitu telatnya bendera merah putih diberikan kepada Zohri. Sehingga saat media internasional yang mengabadikan momen Zohri diapit kedua pelari Amerika yang memenangi kejuaraan ini, tidak ada bendera Indonesia. Sangat disayangkan karena bendera yang dibawa oleh pemenang adalah tanda nasionalisme seorang atlet yang bangga membawa negaranya menjadi juara.