Korelasi Kemajuan Penelitian Vaksin dengan Kenaikan Rupiah dan IHSG

Suka tak suka vaksin menjadi pengendali pasar. Terlepas dari teori konspirasi yang digemakan sementara kalangan terlihat kemajuan setiap langkah dalam penelitian terkait vaksin memberi sentimen positip pada pergerakan ekonomi dunia. Data ilmiah menunjukkan angka infeksi masih terus meningkat. Walaupun prosentase kematian makin menurun hingga sepertiga dibanding awal pandemi.

Korelasi Kemajuan Penelitian Vaksin dengan Kenaikan Rupiah dan IHSG
ilustrasi/ foxnews

MONDAYREVIEW.COM –  Suka tak suka vaksin menjadi pengendali pasar. Terlepas dari teori konspirasi yang digemakan sementara kalangan terlihat kemajuan setiap langkah dalam penelitian terkait vaksin memberi sentimen positip pada pergerakan ekonomi dunia. Data ilmiah menunjukkan angka infeksi masih terus meningkat. Walaupun prosentase kematian makin menurun hingga sepertiga dibanding awal pandemi.

Kabar bahwa sebanyak 2.400 vaksin COVID-19 dari Sinovac, China, sudah tiba di Bio Farma, pada Minggu, 19 Juli 2020 mendongkrak harapan khalayak. Kedatangan vaksin dari Sinovac ini akan digunakan untuk kebutuhan fase uji klinis tahap tiga pada Agustus 2020.

Para analis menilai rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi menguat dipicu kemajuan penelitian vaksin COVID-19. Pada pukul 09.43 WIB, rupiah menguat 53 poin atau 0,36 persen menjadi Rp14.732 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.785 per dolar AS. Pagi ini, mata uang regional terlihat menguat terhadap dolar AS.

Demikian pula  Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pagi menguat seiring naiknya bursa saham kawasan Asia. IHSG dibuka menguat 18,71 poin atau 0,37 persen ke posisi 5.069,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 2,57 poin atau 0,33 persen menjadi 788,4.

Menurut laporan jurnal The Lancet pada Senin vaksin AstraZeneca dan CanSino sama-sama menggunakan virus flu yang tidak berbahaya yang dikenal sebagai adenovirus untuk membawa materi genetik dari virus corona baru ke dalam tubuh. Secara keseluruhan, hasil dari kedua uji coba secara umum serupa dan menjanjikan.  

Sentimen positif terlihat kembali masuk ke pasar keuangan pagi ini setelah semalam muncul laporan kemajuan penelitian vaksin COVID-19 kerja sama antara perusahaan biofarmasi Eropa Astrazeneca dan Universitas Oxford Inggris dimana vaksin ini mampu memproduksi imunitas dan aman dalam masa pengujiannya. Selain kedua perusahaan tersebut, perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech dan perusahaan obat Amerika Serikat (AS), Pfizer Inc juga merilis perincian dari sebuah penelitian kecil mereka di Jerman.

Kabar baik tersebut mengurangi kekhawatiran pasar terhadap terus meningkatnya penularan COVID-19 di dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global.

Menguatnya saham kawasan

Bursa saham tetap menjadi parameter dalam mengukur kinerja ekonomi makro. Saham-saham Tokyo dibuka lebih tinggi pada perdagangan Selasa pagi, ditopang kenaikan sektor teknologi menyusul peningkatan rekan mereka di AS dan harapan pengembangan vaksin COVID-19 di Inggris yang menunjukkan hasil positif dalam uji coba mengangkat sentimen pasar.

Saham-saham perusahaan yang berhubungan dengan jasa informasi dan telekomunikasi, serta peralatan listrik mencatat kenaikan paling banyak pada menit-menit pembukaan setelah bel perdagangan pagi. Bursa saham AS pada perdagangan Senin (18/7) yang ditutup menguat, dapat menjadi sinyalemen positif bagi pasar regional Asia.

Selain itu, harapan ditemukannya vaksin untuk COVID-19 dan sinyal bursa berjangka Wall Street yang terbatas, dapat menjadi katalis bagi pasar.

Sedangkan katalis negatif bagi IHSG hari ini yaitu rupiah yang diperkirakan rawan depresiasi terhadap dolar AS dan angka kematian akibat COVID-19 di AS menembus 140.000 kasus pekan lalu.

Dari eksternal, negara-negara G-20 menyepakati peningkatan kerjasama dan melanjutkan implementasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan sebagai respon dalam menghadapi penyebaran COVID-19.

Kesepakatan tersebut bertujuan untuk melindungi nyawa, menjaga lapangan pekerjaan, membantu masyarakat yang mengalami penurunan pendapatan, dan meningkatkan ketahanan sistem keuangan akibat penyebaran COVID-19.

Peningkatan kerjasama itu dilakukan untuk mengatasi penyebaran virus dan memperkuat respons kebijakan untuk pemulihan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, berimbang dan inklusif. Setiap kerjasama dan kemajuan dalam upaya menangani pandemi ini menjadi harapan bagi khalayak untuk kembali menata kehidupan di era normal baru.