Kontroversi Pernyataan Ahok Soal Surat Al-Maidah, NU Larang Warganya Ikut-ikutan Unjuk Rasa

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, menghimbau kepada warga NU atau nahdliyin untuk tidak ikut-ikutan melakukan demonstrasi mengecam Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal kontroversi pernyataannya mengenai surah al-Maidah.

Seperti diketahui, demonstrasi massal yang diikuti sejumlah kelompok siang ini diperkirakan kurang lebih 5.000 orang. Aksi long march dan unjuk rasa tersebut disinyalir akan dimuali dari sekitar Masjid Istiqlal menuju Balai Kota Jakarta.

Menanggapi hal itu, Said melarang segenap warga NU untuk turun ikut melakukan aksi unjuk rasa atas Gubernur DKI Jakarta, Ahok.

"Warga NU saya larang, GP Anshor saya larang, pemuda-pemuda NU, mahasiswa NU, PMII saya larang, tidak akan ada yang turun," ujar Said Aqil Siradj di Kantor Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) Jalan Medan Merdeka Barat 15, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari VIVA.co.id, Jumat (14/10).

Dia menjelaskan, alasan pelarangan demontrasi warga nahdliyin itu tak lain demi menghindari fitnah yang lebih besar.

"Kalau sekarang kan fitnahnya cuma satu, dari Pak Ahok lah katakan, tapi kalau ditambah dengan fitnah yang lain nanti malah mengancam keamanan, mengancam ketenangan," kata dia.

Menurutnya, demonstrasi tidak masalah, asalkan dilakukan dengan bermartabat, beretika, tidak anarkistis atau kaos. Demonstrasi sebaiknya tidak sampai menimbulkan kerusakan. Dia menegaskan bahwa NU paham sepenuhnya, ikut berdemonstrasi memang hak setiap orang.

"Kalau terpaksa demo sah-sah saja. Ya kalau demonya baik, kalau ditumpangi pihak ketiga yang politis? Bukan hanya masalah surat Al-Maidah, targetnya ingin mengubah keadaan luar biasa bagaimana?" paparnya.

AHMAD JAMALUDIN