Kontestan Pemilu Diminta Tak Gunakan Isu SARA di Kampanye Terbuka

Para kontestan pemilu diminta untuk tidak menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), saat kampanye terbuka yang dimulai Minggu (24/3) hari ini.

Kontestan Pemilu Diminta Tak Gunakan Isu SARA di Kampanye Terbuka
Wakil Ketua MPR, Mahyudin/foto: dok. MPR RI

MONITORDAY.COM - Para kontestan pemilu diminta untuk tidak menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), saat kampanye terbuka yang dimulai Minggu (24/3) hari ini.

Hal ini dikatakan oleh Wakil Ketua MPR RI Mahyudin saat usai memberikan sambutan di hadapan sekitar 300 peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara. 

"Kontestan pemilu serentak tidak mengusik atau membawa-bawa isu SARA yang berpotensi memecah belah bangsa dalam materi-materi serta strategi-strategi kampanye terbuka," kata Mahyudin dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Mahyudin, para tim kampanye seharusnya menggunakan cara-cara yang positif dan cerdas, bukan justru malah membodohi masyarakat. 

"Tim-tim kampanye para kontestan, menurut Mahyudin, harus lebih cerdas mengolah dan menjual ide-ide serta gagasan-gagasan kepada masyarakat Indonesia jangan malah membodohi-bodohi masyarakat," ungkapnya. 

Mahyudin menambahkan, semua pihak harus memberikan pembelajaran politik yang baik dan cerdas kepada masyarakat agar lebih luas wawasannya dan lebih cerdas dalam berkehidupan berpolitik, berbangsa dan bernegara. 

Lebih lanjut, Mahyudin juga menjelaskan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI adalah kegiatan dan program MPR RI sesuai dengan perintah serta amanah UU, terutama UU No.17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD (UU MD3).

Dari setiap gelaran sosialisasi, Mahyudin sangat mengapresiasi masyarakat desa di Indonesia, termasuk desa Kutai Lama, sangat menyambut antusias dengan respons yang baik. 

"Dengan Sosialisasi tersebut, dia berharap nilai-nilai dalam Empat Pilar, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, bisa meresap dan merasuk di setiap jiwa masyarakat Indonesia serta bisa menjadi perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari," harapnya.