Kondisi Ekonomi RI Akibat COVID-19, Luhut Beda Pendapat dengan Sri Mulyani

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan pandangan yang berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, terkait dampak virus corona COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia

Kondisi Ekonomi RI Akibat COVID-19, Luhut Beda Pendapat dengan Sri Mulyani
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dan Menkeu Sri Mulyani

MONITORDAY.COM - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan pandangan yang berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani, terkait dampak virus corona COVID-19 terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut Luhut, perekonomian Indonesia masih dianggap yang terbaik di antara negara-negara berkembang lain, baik secara mikro maupun makro meski terdampak pula oleh pandemi COVID-19. 

"Perlambatan ekonomi global ini memang terjadi akibat COVID-19. Kalau kita lihat, kita memang tumbuh di 2,97 persen. Bu Ani (Menteri Keuangan Sri Mulyani) ingatkan kita akan tumbuh negatif di kuartal II. Tapi saya pikir, kalau dibanding negara lain, seperti komentar Bank Dunia, di antara emerging market, Indonesia itu masih dianggap terbaik baik makro maupun mikro," kata Luhut dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di Jakarta, Senin (22/6). 

Dia beberapa kali berkomunikasi dan memaparkan kondisi ekonomi Indonesia kepada Bank Dunia. Termasuk upaya Indonesia dalam memulihkan ekonomi karena pandemi.

Dampak COVID-19 terhadap Indonesia memang cukup dipengaruhi oleh apa yang terjadi di China. Namun, hal itu wajar karena negara Tirai Bambu itu mengontrol 18 persen ekonomi dunia. 

"Kita suka tidak suka, kita tidak bisa ignore (mengabaikan) keberadaan dia (China). Ini punya dampak, apalagi jarak kita dekat dengan dia sehingga kita harus pelihara balance of power, bagaimana dengan Tiongkok, Timur Tengah dan Amerika," katanya. 

Mantan Menko Polhukam itu menambahkan, di era pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia pun berhasil menjaga hubungan baik dengan ketiga ekonomi itu. 

Dengan Abu Dhabi, pertama kali ada investasi hampir 20 miliar dolar AS sepanjang sejarah republik, ini semua on going. Dengan Tiongkok, investasi juga terus meningkat. Dan mematuhi kriteria yang kita berikan. Tidak sekadar dia masuk," kata Luhut.