Kompolnas Bantah Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus Novel Berkaitan dengan Debat Capres
Kepolisian RI (Polri) membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dan menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM. Pembentukan tim ini dituding oleh beberapa pihak sarat kepentingan politik karena baru dibentuk menjelang debat Pilpres 2019.

MONITORDAY.COM – Kepolisian RI (Polri) membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta untuk mengusut kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan dan menindaklanjuti rekomendasi Komnas HAM. Pembentukan tim ini dituding oleh beberapa pihak sarat kepentingan politik karena baru dibentuk menjelang debat Pilpres 2019.
Tuduhan tersebut ditampik oleh Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) RI Poengky Indarti. Ia mengatakan tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar. Pasalnya, Polri membentuk tim tersebut hanya melaksanakan rekomendasi Komnas HAM yang diberikan pada akhir Desember lalu.
“Ada yang menduga tim gabungan dibentuk untuk kepentingan debat capres Jokowi, saya tegaskan bahwa statement ini hanya asumsi subyektif yang sama sekali tidak berdasar,” ujar Poengky melalui keterangan tertulis, Senin (14/1).
Poengky menjelaskan, kasus penyiraman penyidik KPK itu murni ranah pidana, bukan masalah politik. Karena itu, kata Dia, jadi aneh jika tim advokasi yang seharusnya mendukung dan bekerja sama dengan Polri untuk sama-sama mengungkap pelaku penyiraman, namun malah menuduh bahwa usaha tersebut dituding hanya untuk kepantingan politik.
Poengky juga mengatakan bahwa Polisi telah bekerja serius dalam mengungkap siapa pelaku penyiraman. Namun, menurut Poengky, ada hambatan dalam penyelesaian kasus itu, sehingga pelaku belum terungkap.
Dia juga menjelaskan, bahwa dibentuknya tim gabungan pencari fakta sudah memenuhi unsur-unsur yang direkomendasikan Komnas HAM. Ada tim dari Mabes Polri, ada tim pakar dan juga tokoh masyarakat, ada dari KPK, ada dari satker yang diperlukan misalnya Forensik, Inafis dan Densus 88, dan ada dari Polda Metro Jaya.
Karena itu, Poengky berharap agar semua pihak mendukung dan membantu kerja tim gabungan tersebut agar pelaku penyerangan penyidik KPK Novel cepat terungkap. “Kita harus optimis semua pihak mendukung, serta pelaku dapat segera tertangkap,” tegasnya.
Sebelumnya, Tim Advokasi Novel Baswedan mengaku heran mengapa Polri seolah membentuk tim gabungan jelang debat Pipres. Mereka khawatir pembentukan tim gabungan ini hanya untuk menyediakan jawaban bagi Presiden sekaligus capres petahana Joko Widodo (Jokowi) dalam debat nanti.
"Aneh, kok seolah bekerja pas mau Debat. Saya khawatir dibentuk tim ini, hanya untuk menyediakan jawaban buat Jokowi saat debat," kata salah satu anggota tim advokasi Novel, Haris Azhar, Jumat, (11/1).
Haris menganggap pembentukan tim ini juga dinilai tidak cukup efektif untuk mengusut kasus Novel. Pasalnya kata Dia, tim ini akan sama saja dengan tim sebelumnya yang didominasi kepolisian yang selama ini memang telah menangani kasus tersebut dan belum berhasil menyelesaikannya.