Kolaborasi Membangun Kota
Sebagai Ibukota negara, Jakarta bersama para warganya pun diharapkan tak sekadar menjadi etalase, tapi juga contoh bagi kota-kota lain di Indonesia. Seperti pada pembangunan Kampung Akuarium, di Penjaringan Jakarta Utara, yang menjadi contoh kampung yang dibangun oleh masyarakatnya sendiri.

JAKARTA adalah magnit bagi siapa pun di Indonesia. Kota metropolitan ini dipenuhi landmark dan monumen menakjubkan seperti Monumen Nasional (Monas), Bundaran HI dan Monumen Selamat Datang, Patung Pancoran atau bahkan Masjid Istiqlal yang baru saja direnovasi Presiden Jokowi. Sangat megah dan ikonik.
Gedung-gedungnya tinggi menjulang. Pepohonan kecil dan bunga-bunga berwarna-warni tertata dengan rapi di tepi jalanan Kota Jakarta. Orang-orang hilir mudik, dengan kesibukannya masing-masing. Bersama dengan lalu lintas dana investasi, atau bahkan ide soal kemajuan zaman yang tiada henti, mengurat nadi.
Sebagai Ibukota negara, Jakarta bersama para warganya pun diharapkan tak sekadar menjadi etalase, tapi juga contoh bagi kota-kota lain di Indonesia. Seperti pada pembangunan Kampung Akuarium, di Penjaringan Jakarta Utara, yang menjadi contoh kampung yang dibangun oleh masyarakatnya sendiri.
"Insyaallah apa yang dikerjakan di tempat ini akan diteruskan di tempat-tempat lain yang sudah masuk dalam rencana kita (penataan 21 kampung). Karena itu apa yang dikerjakan di tempat ini akan menjadi tonggak baru penataan kampung di seluruh Indonesia," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat peletakan batu pertama penataan Kampung Akuarium, di Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (17/8).
Bermula pada April 2016, Pemerintah Provinsi DKI semasa Basuki Tjahaja Purnama menjabat gubernur membongkar bangunan-bangunan di Kampung Aquarium.
Alasannya, fungsi kawasan Pasar Ikan—termasuk Kampung Aquarium—berdasarkan rencana detail tata ruang DKI adalah untuk ruang terbuka hijau dan karya pemerintahan. Warga mendapat jatah unit rumah susun sederhana sewa di lokasi lain, tetapi sebagian warga memilih bertahan dan membangun rumah semipermanen di atas puing-puing kampung.
Setelah Anies menjadi gubernur, warga kampung ini dijanjikan bisa menghuni kembali dengan bangunan permanen. Sambil menunggu bangunan jadi, mereka tinggal di hunian sementara (shelter). Saat ini, hanya terdapat 90 unit hunian sementara di sana.
Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-75, Senin (17 Agustus) 2020) kemarin menjadi momentum penting, Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan dana pertama untuk biaya pembangunan Kampung Akuarium di Penjaringan, Jakarta Utara, menjadi Kampung Susun dengan perumahan bertingkat, sebesar Rp62 miliar dengan pelaksana adalah pihak ketiga.
"Dari segi pelaksanaan anggarannya seperti yang sudah saya sampaikan, ini adalah kewajiban dari pengembang sebagaimana diatur dalam Pergub 112 tahun 2019, anggarannya kurang labih sekitar Rp62 miliar," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta, Sarjoko di Jakarta, Senin (17/08/2020).
Adapun, Kampung Susun Aquarium yang pendanaannya dari daerah ini, akan dibangun di atas lahan seluas 10 ribu meter persegi dengan terdiri dari lima blok dan 241 unit hunian tipe 36.
"Pembangunan Kampung Susun Aquarium ini direncanakan dapat diselesaikan pada Desember 2021 atau lebih cepat dari waktunya," ujar Sarjoko.
Dana awal sebesar Rp62 miliar yang dikeluarkan untuk pembangunan kampung ini, meski tidak secara gamblang dikatakan, namun kemungkinan besar diambil dari dana kegiatan Penataan Kawasan Kampung Prioritas di Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Berdasarkan data dalam APBD DKI Jakarta Tahun 2020, DPRKP menganggarkan sebesar Rp25.964.412.978 untuk kegiatan tersebut yang merupakan dana untuk penataan 22 kampung prasejahtera di Jakarta.
Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah menjelaskan, Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan peningkatan kawasan permukiman menggunakan pendekatan Community Action Plan (CAP).
"Pada Kampung Aquarium kegiatan CAP-nya telah dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2018. Perencanaan penataan Kampung Akuarium ini melibatkan peran aktif warga Kampung Akuarium beserta komunitas," terang Saefullah dalam keterangan resmi, Minggu (16/8).
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta Sarjoko menambahkan dalam proses penataan Kampung Akuarium, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta juga berkolaborasi dengan RUJAK Centre for Urban Studies dan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta.
"Kolaborasi ini untuk merencanakan dan merumuskan apa saja kebutuhan warga, sehingga pembangunan nantinya benar-benar sesuai dengan yang diharapkan. Perancangan desain awal pun mempertimbangkan berbagai hal untuk mewujudkan hunian yang layak dan sehat," imbuh Sarjoko. Prinsip rancangan Kampung Akuarium memiliki proyeksi masa depan dengan menggambarkan prinsip tetap memiliki ciri kampung dengan mengakomodir interaksi sosial yang tinggi. Mengupayakan keselarasan dengan lingkungan sekitar (cagar budaya).
Kolaborasi dengan RUJAK Centre for Urban Studies dan Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) Jakarta ini menghasilkan sebuah konsep penataan kampung yang memperhatikan unsur lingkungan, bencana, serta layak huni untuk keberlangsungan hidup warga Kampung Aquarium.
"Kami punya prinsip untuk advokasi tentang hunian layak. Jadi, hak-hak terhadap hunian layak itu yang menjadi dasar kami masuk untuk terlibat dalam Kampung Aquarium," ungkap Senior Community Architect RUJAK Center for Urban Studies Amalia Nur.
Penataan Kampung Akuarium ini adalah proyek awal yang akan menjadi panduan bagi penataan kampung-kampung yang lain. Dibangun atas kewajiban pemenuhan sarana-prasana oleh pihak pengembang, Kampung Aquarium mulai dikerjakan pada September 2020. Pembangunan Kampung Aquarium direncanakan selesai pada Desember 2021.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan bahwa dalam menyiapkan pembangunan kembali Kampung Susun Akuarium, Pemprov DKI Jakarta melibatkan empat komponen yakni masyarakat, ahli, fasilitator, dan pemerintah.
Menurut Anies, aspirasi masyarakat dibahas bersama hingga muncul sebuah konsep Kampung Susun.
"Jadi kita berharap nantinya ini bisa menjadi contoh bagaimana kita melakukan penamaan kampung yang ada di Jakarta," ucapnya.
Anies pun berterima kasih kepada warga Kampung Akuarium yang menurutnya sabar dan tabah menanti rumahnya yang telah digusur dan dibangun kembali.
Kini, pembangunan sudah di depan mata. Harapan warga untuk kembali tinggal di tempat yang permanen berkehidupan yang layak seperti warga Jakarta lainnya semoga saja segera terwujud. Seperti itulah pemimpin semestinya, tak boleh hanya banyak kata tapi juga kerja.
Penulis: Faisal Ma’arif
Editor: Ma’ruf Mutaqin.