Kim, Kapal Selam Peluncur Rudal, dan Jalan Damai

MONDAYREVIEW.COM – Pada bulan Juni, 38 North, sebuah kelompok A.S. yang memantau Korea Utara, merilis analisisnya tentang program kapal selam Korea Utara. Mengutip citra satelit komersial, kelompok itu mengatakan negara itu terus membangun apa yang mungkin menjadi kapal selam rudal balistik di sebuah galangan kapal di Sinpo di timur. Demikian dilansir Kantor Berita Jepang Kyodo.
Perhatian serius mulai mengarah pada upaya pengembangan kekuatan militer yang menentukan prospek perdamaian di Semananjung Korea. Media Korea Selatan melaporkan sebelumnya bahwa Korea Utara sedang membangun kapal selam 3.000 ton yang mampu membawa beberapa SLBM. Hal ini akan menjadikannya alat utama system persenjataan (alutsista) paling berbahaya.
Korea Utara diperkirakan telah mengembangkan sistem SLBM yang dapat mencapai target 1.000 kilometer jauhnya. Jarak yang cukup untuk melindungi dirinya dan mengancam negara-negara di kawasan tersebut. Namun negara itu diyakini hanya mengerahkan satu kapal selam siap SLBM 1.500 ton yang hanya mampu membawa satu SLBM. Dengan kekuatan tersebut posisi tawar Korea Utara semakin meningkat.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah memeriksa kapal selam yang baru dibangun yang akan segera dikerahkan ke Laut Jepang, media resmi negara itu melaporkan Selasa. Pemberitaan terkait pencapaian baru Korut tersebut cukup mengejutkan di tengah upaya perundingan perdamaian negeri Komunis tersebut dengan AS. Kebijakan Korut bagai pisau bermata dua.
Laporan Kantor Berita Korea Utara KCAN menggambarkannya sebagai "pembangunan kapal selam kuat gaya Korea" yang sukses. Pencapaian itu terjadi saat negara itu berupaya mencari sistem rudal balistik yang diluncurkan kapal selam.
Sebagaimana biasanya, laporan itu tidak mengatakan kapan atau di mana Kim memeriksa kapal selam itu tetapi mengatakan kapal itu akan melakukan tugasnya di perairan operasional Laut Timur Korea. Dan penyebaran operasionalnya sudah dekat.
Kim menyatakan kepuasan besar atas fakta bahwa itu dibangun untuk sepenuhnya mengimplementasikan niat strategis militer (Partai Buruh Korea yang berkuasa) dalam berbagai keadaan.
Kim menekankan kebutuhan untuk secara mantap dan andal meningkatkan kemampuan pertahanan nasional dengan mengarahkan upaya-upaya besar untuk pengembangan senjata dan peralatan angkatan laut seperti kapal selam. Demikian menurut KCNA.
Laporan ini merupakan indikasi bahwa Korea Utara terus membangun kemampuan militernya sementara pada saat yang sama berusaha untuk melibatkan kembali Amerika Serikat dalam pembicaraan denuklirisasi.Pada pertemuan bilateral di Zona Demiliterisasi di perbatasan antar-Korea akhir bulan lalu, Presiden AS Donald Trump dn Kim sepakat untuk melanjutkan pembicaraan yang macet.