Kilas Pendidikan 2021: Kampus Mengajar Ringankan Beban PJJ

MONITORDAY.COM - Sudah jamak diketahui bahwa perguruan tinggi mempunyai 3 misi yang disebut dengan tridharma perguruan tinggi. Pertama adalah pendidikan, kedua penelitian dan ketiga pengabdian masyarakat. Poin kedua dan ketiga membedakan perguruan tinggi dengan pendidikan dasar dan menengah.
Dalam rangka melibatkan mahasiswa untuk berkontribusi bagi masyarakat, Kemendikbudristek menggelar program Kampus Mengajar. Program ini merupakan bagian dari program kampus merdeka yang menjadi salah satu seri dari merdeka belajar. Dibuka pada awal tahun 2021, Kampus Mengajar telah berjalan 2 angkatan. Di akhir tahun 2021, telah dibuka angkatan III Kampus Mengajar.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa mahasiswa akan mendapatkan bantuan biaya hidup dan juga bantuan uang kuliah tunggal (UKT), bagi yang mengikuti program Kampus Mengajar. Bantuan biaya hidup sebesar Rp700.000 per bulan, dan untuk bantuan UKT nya maksimum Rp2.400.000.
Dalam program Kampus Mengajar, para mahasiswa akan membantu siswa SD yang kesulitan melakukan pembelajaran pada masa pandemi Covid-19.Para mahasiswa itu akan mengajar selama 12 minggu dengan prioritas daerah 3T. Pengalaman mengajar tersebut akan dikonversi menjadi SKS paling banyak 12 SKS. Hal itu merupakan sebuah kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa berkontribusi dan berdampak langsung bagi pendidikan Indonesia.
Sementara itu, sekolah sasaran Kampus Mengajar adalah SD terakreditasi C terutama yang berada di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Mahasiswa pengajar berdomisili dekat dengan SD sasaran sehingga tidak akan terjadi mobilisasi mahasiswa, dan selama penugasan mahasiswa pengajar berperan sebagai duta edukasi perubahan perilaku.
Program tersebut juga memiliki keuntungan tersendiri bagi perguruan tinggi dan dosen yakni mendukung perguruan tinggi untuk mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU), insentif sebagai dosen pembimbing lapangan, PTS akan tetap dapat memberlakukan uang kuliah semester, mendapatkan sertifikat pembimbing kegiatan.
Sejak Program Kampus Mengajar diluncurkan, beberapa kampus telah mendaftarkan diri untuk ikut serta menyukseskan program tersebut.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyani Nurwardani menyampaikan saat ini terdapat 4 kampus dengan pendaftar terbanyak, yaitu Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, Universitas Nusa Cendana, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Berkenaan dengan hal tersebut, ia mengajak seluruh dosen dan mahasiswa di seluruh Indonesia menjadi bagian dalam program Kampus Mengajar.
Mewakili Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Paris menyampaikan apresiasi terhadap seluruh perangkat yang berkontribusi dalam menyukseskan program ini. Paris juga memberikan apresiasi terhadap perguruan tinggi dan mahasiswa yang telah antusias menyambut program baru ini.
“Saya sangat bangga bahwa peluncuran Kampus Mengajar disambut dengan sangat antusias. Tidak disangka ada 6000 peserta yang mengikuti sosialisasi Kampus Mengajar angkatan 1 tahun 2021. Saya yakin mahasiswa Kampus Merdeka akan membuat Indonesia Jaya, dan mahasiswa Kampus Mengajar akan mengubah tantangan menjadi harapan,” tutup Paris.
Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan bahwa evaluasi sudah dilakukan terhadap program Kampus Mengajar baik dari kementerian ataupun oleh lembaga survei independen. Hasilnya menunjukkan bahwa program Kampus Mengajar memiliki dampak yang sangat besar bagi para mahasiswa.
“Dampak dari Kampus Mengajar ini terhadap para mahasiswa itu sangat positif, tidak hanya membawa adik-adik mahasiswa untuk mengembangkan kompetensinya sebagai guru, tetapi juga mengasah soft skill adik-adik sekalian di dalam nantinya menjadi guru dan mengenal dunia pendidikan secara langsung, juga membawa adik-adik sekalian untuk mengenali permasalahan nyata di lapangan,” ungkapnya dalam acara penarikan peserta Kampus Mengajar angkatan kedua tahun 2021, Rabu (22/11) yang digelar secara daring.
Nizam menyebut dampak dari Kampus Mengajar tidak hanya berdampak kepada mahasiswa namun juga kepada para guru dan para siswa. Peserta program Kampus Mengajar menginspirasi mereka untuk belajar hingga ke jenjang yang lebih tinggi, sehingga dapat diharapkan terjadinya peningkatan literasi, numerasi, dan literasi digital.
Tak lupa Nizam menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam program Kampus Mengajar. Ia berharap melalui program Kampus Mengajar dapat membawa mahasiswa untuk mengenal lebih jauh dinamika pendidikan di pelosok negeri. Pasalnya, dinamika dan tantangan menjadi seorang guru telah dirasakan para peserta selama satu semester. Pengalaman yang tidak mungkin dirasakan di dalam kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masa depan mereka dan meningkatkan minat para mahasiswa menjadi seorang guru.
“Semoga apa yang adik-adik sekalian peroleh pengalamannya, ini betul betul bisa bermanfaat bagi masa depan adik-adik sekalian. Dan sampaikan ke adik-adik angkatannya untuk mengikuti program Kampus Mengajar di semester yang akan datang,” pungkas Nizam.
Direktur Sekolah Dasar Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Sri Wahyuningsih juga menyampaikan melalui program Kampus Mengajar yang hadir di tengah masa pandemi tentunya akan memberikan banyak harapan khususnya bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama. Dalam menghadapi berbagai tantangan terutama dalam beradaptasi dengan teknologi digital, diperlukan kehadiran mahasiswa yang sangat dekat dengan perubahan teknologi dan dapat memberikan pendampingan dan memfasilitasi para guru yang memerlukan adaptasi.
“Bagaimana melakukan transformasi dan akselerasi terhadap kualitas pembelajaran, sehingga tadi apa yang disampaikan oleh Prof Nizam, kekhawatiran akan learning loss dapat diatasi dan kemajuan teknologi dapat diadaptasi oleh kawan-kawan kita, guru maupun peserta didik di jenjang pendidikan dasar,” urainya.
Sri juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak yang terkait atas terlaksananya program ini. Ia berharap program ini menjadi pengalaman yang berharga tidak hanya bagi mahasiswa, tapi juga memberikan energi motivasi bagi peserta didik di jenjang pendidikan sekolah dasar maupun sekolah menengah pertama.
“Semoga apa yang sudah dilakukan oleh adik-adik mahasiswa menjadi momentum untuk saling memotivasi, memotivasi sesama mahasiswa, memotivasi adik-adik kita agar semua dapat serentak bergerak berkontribusi untuk memajukan pendidikan,” tutupnya.