Khofifah Ajak Milenial Mendalami Makna dan Nilai Pancasila

MONITORDAY.COM - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengajak millenial untuk mendalami makna dan nilai Pancasila sebagai perekat persatuan bangsa pada peringatan Hari Lahir Pancasila pada Selasa (1/6/2021).
Pada agenda tersebut, Khofifah mengikuti upacara secara virtual dengan berbusana adat Keraton Sumenep dari Gedung Negara Grahadi.
Lebih lanjut, ia juga menekankan, bahwa semua harus kembali mengilhami bahwa Pancasila adalah perekat kebhinekaan Indonesia.
"Pancasila menjadi bagian dari perekat kebhinekaan. Kita bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa. Presiden Jokowi menyebut ada 714 suku bangsa di Indonesia, ribuan bahasa, kita punya keberagaman adat istiadat, juga keberagaman agama. Keberagaman, keperbedaan dan kebhinekaan adalah keniscayaan, sebuah sunatullah," tutur Khofifah.
Selain itu, Khofifah meminta seluruh warga Jatim agar semangat persatuan dari Pancasila selalu dijadikan dasar kuat yang tak mudah goyah pada godaan yang memecah belah bangsa.
"Maka saya mohon, warga Jatim, semua warga bangsa tentunya, dan para milenial. Tolong kenali lebih dalam bagaimana sebetulnya makna dari sila-sila yang ada di dalam lima sila Pancasila," tegasnya.
Saat ini yang harus terus diingatkan, kata Khofifah, adalah bahwa antara religiusitas dan nasionalisme itu merupakan dua hal yang saling menyatu. Maka dari itu, ia melarang ada yang menseparatiskan nasionalis dan religius.
"Di Indonesia, ada sila ke-1, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Maka nasionalis religius atau religius nasionalis itu adalah satu kesatuan," jelasnya.
Oleh karen itu, Khofifah menegaskan, penting agama menjadi bagian dari referensi kehidupan manusia di dunia maupun akhirat. Sebab, agama ini dari Allah yang diturunkan melalui nabi dan rasulnya. Sedangkan Pancasila merupakan buah cipta pemikiran manusia manusia cerdas Indonesia.
"Jadi jangan dipertentangkan antara agama dan Pancasila. Jadi di dalam referensi keagamaan ada wahyu. Sedangkan Pancasila ini diciptakan oleh insan negeri ini. Dan Pancasila bukan sesuatu yang mestinya kita pertentangkan," urainya.
Ketua Umum PP Muslimat NU itu mengatakan, harkat dan martabat kemanusiaan harus terus dimaksimalkan dalam membangun persatuan dari keberagaman. Menurutnya, ikhtiar untuk selalu mendengarkan pendapat pihak lain dan melakukan musyawarah juga tak boleh hilang dalam setiap lini kehidupan bangsa Indonesia.
"Dan bagaimana kita memberi keadilan sosial bagi seluruh masyarakat, ini sesuatu yang idealis tetapi bahwa dengan kebersamaan dengan kesatuan dan dengan ikhtiar kita bersama, insya Allah kita menjaga NKRI dengan seluruh energi efektif dan produktif yang kita miliki," pungkas Khofifah.