Khadijah Binti Khuwailid, Cinta Pertama Dan Kenangan Terindah Rasulullah SAW

MONITORDAY.COM - Cinta pertama dan kenangan terindah, dua frase tersebut bisa menggambarkan bagaimana sosok Khadijah Binti Khuwailid di mata Rasulullah SAW. Walaupun berusia 15 tahun lebih tua dan berstatus janda saat dinikahi, namun Rasulullah SAW mendapatkan kebahagiaan yang tak terkira saat bersamanya.
Tak heran mengingat Khadijah adalah sosok wanita yang mulia dan mandiri. Kemandiriannya berkat kesuksesannya dalam berbisnis. Melalui bisnis pula beliau dipertemukan dengan Sang Kekasih Allah Nabi Muhammad SAW. Khadijah yang mendengar tentang kejujuran Nabi Muhammad SAW segera mengutus Maisarah pembantunya untuk menemui beliau.
Maisarah menawarkan untuk membawa dagangan Khadijah ke Negeri Syam. Rasulullah pun menerima tawaran tersebut. Dalam perjalanan dagang bersama Rasulullah SAW, Maisarah menemukan pengalaman menarik. Diantaranya saat Rasulullah SAW beristirahat di bawah pohon dekat tempat ibadah seorang rahib.
Rahib tersebut bertanya kepada Maisarah tentang Rasulullah. Maisarah menjawab bahwa yang duduk di bawah pohon itu adalah Muhammad dari Kota Mekkah. Rahib tersebut mengatakan bahwa tidak ada yang duduk di bawah pohon tersebut kecuali seorang nabi. Selain itu Maisarah juga menyaksikan kemuliaan akhlak Nabi dan keberkahannya, barang dagangan Khadijah terjual dan mendapatkan keuntungan yang berlipat-lipat.
Sepulang dari Syam, Maisarah menyampaikan seluruh pengalamannya selama bersama Rasulullah SAW. Mendengar hal itu, semakin bertambah kekaguman Khadijah. Sebagai seorang janda, sebenarnya ada banyak laki-laki yang ingin melamarnya. Namun dia menolak mereka. Pilihan Khadijah jatuh kepada Rasulullah SAW, Khadijah tak kuasa menahan perasaannya. Dia segera sampaikan keinginan mulianya melalui perantara.
Nafisah Binti Umayyah sahabat dekat Khadijah diminta untuk menyampaikan keinginan Khadijah menikahi Rasulullah SAW. Nafisah menyampaikan keinginan tersebut kepada paman Nabi Hamzah bin Abdul Muthalib. Harapan Khadijah tak bertepuk sebelah tangan. Rasulullah SAW pun melamar Khadijah dan menikahinya dengan mahar 12 uqiyah atau 480 dirham.
Walaupun mempunyai kondisi ekonomi yang mapan bahkan kaya raya, namun Khadijah memposisikan diri sebagai seorang istri yang ingin mendapatkan keridhaan suami. Khadijah menghadiahkan seorang hamba sahaya bernama Zaid bin Haritsah. Rasulullah SAW menyukainya bahkan sempat mengangkatnya sebagai anak angkat.
Dari pernikahannya dengan Khadijah, Rasulullah SAW dikaruniai 4 anak perempuan, yakni Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah juga dikarunia 3 orang anak laki-laki yakni Qasim dan Abdullah. Kelak Rasulullah SAW akan kembali mendapatkan anak laki-laki dari Maria Al Qibtiyah yang bernama Ibrahim. Namun qadarullah, seluruh anak laki-laki Rasulullah SAW meninggal ketika usia mereka masih kecil.
Putri-putri Rasulullah SAW hidup sampai dewasa dan menikah. Namun 3 putri pertamanya meninggal saat Rasulullah SAW masih hidup. Hanya Fatimah yang hidup setelah Rasulullah wafat. Itupun tak lama. Beberapa bulan kemudian Fatimah menyusul Ayahandanya ke dalam keabadian.
Jasa Khadijah kepada Rasulullah SAW sangatlah besar. Pada saat Rasulullah SAW menerima wahyu, Rasulullah takut atas pengalaman yang baru dialaminya. Dia meminta Khadijah untuk menyelimutinya. Khadijah menenangkan Nabi Muhammad SAW. Dia meyakinkan bahwa Allah SWT tidak akan menghinakan suaminya karena kebaikan perangainya.
Khadijah bersama Rasulullah SAW kemudian pergi menghadap Waraqah bin Naufal. Rasulullah SAW menceritakan apa yang dia alami. Mendengar hal itu, Waraqah bergembira. Dia mengatakan bahwa yang mendatangi Nabi Muhammad SAW adalah Jibril. Waraqah mengingatkan bahwa ke depan Rasulullah akan dimusuhi. Sayangnya tak lama setelah itu Waraqah meninggal dunia.
Mendapatkan keterangan dari Waraqah tentang kenabian Muhammad, Khadijah tanpa ragu menyatakan keimanannya. Khadijah menjadi orang pertama yang beriman kepada Rasulullah SAW. Tak hanya itu, Khadijah juga mendukung sepenuhnya upaya dakwah dan perjuangan Rasulullah SAW. Bisa dibayangkan, pada saat usia Rasulullah 40 tahun, usia Khadijah sudah 55 tahun. Usia yang cocok untuk menikmati masa pensiun. Namun tidak dengan Khadijah. Di usia senjanya, beliau malah bertungkus lumus membantu dakwah suaminya.
Puncaknya adalah pemboikotan yang dilakukan oleh kaum Quraisy kepada Nabi Muhammad SAW. Waktu itu usia Khadijah sudah 65 tahun. Fisik Khadijah semakin lemah karena pemboikotan tersebut. Sampai saatnya tiba, Khadijah dipanggil Rabbnya tiga tahun sebelum hijrah. Beliau dimakamkan di daerah Hajun Mekkah. Rasulullah SAW sendiri yang menguburkannya. Rasulullah sangat kehilangan orang yang dicintainya, setelah sebelumnya kehilangan pamannya tercinta.
Selama menikah dengan Khadijah, Rasulullah SAW tidak berpoligami. Setelah Khadijah meninggal, barulah Rasulullah SAW menikah lagi dan berpoligami. Walaupun sudah wafat, namun Rasulullah SAW masih sering menceritakan kebaikan Khadijah kepada istrinya yang lain. Tak ayal hal ini menyebabkan rasa cemburu istrinya yang lain.
Ada kalimat singkat yang pernah Rasulullah ~ ungkapkan tentang kedudukan Khadijah dalam dirinya tatkala Aisyah radhiallahu anha mempertanyakan perhatian Rasulullah ~ yang besar terhadapnya. Beliau berkata,"Innii ruziqtu hubbahaa.". "Sungguh aku telah dianugerahi rasa cinta kepadanya."
Rasulullah SAW pun menjelaskan alasan kecintaan yang begitu besar kepada Khadijah. "Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia yang membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan aku. Dia yang menyumbangkan hartanya untukku ketika orang-orang mencegahnya dariku. Dan, dari dialah Allah mengkaruniakan aku anak, ketika isteri-isteriku yang lain tidak dapat memberikannya," ujar Rasulullah SAW.
Bahkan sikap Rasulullah ~ tidak hanya diwujudkan sebatas ucapan, beliau pun menampakkannya dalam sikap dan perbuatan. Salah satunya dengan selalu menjaga hubungan baik terhadap teman-teman dekat Khadijah semasa hidupnya.
Suatu hari, salah seorang teman Khadijah yang bernama Jutsamah AI-Muzaniah yang sudah tua renta datang mengunjungi Rasulullah ~- Beliau menyambutnya dengan sangat baik. Aisyah radhiallahu'anha sempat mempertanyakan sikap Rasulullah · ~ tersebut dengan berkata, "Mengapa engkau menyambut wanita yang sudah tua renta tersebut sedemikian rupa?"
Rasululah SAW menjawab: "Dahulu dia sering datang mengunjungi kami semasa Khadijah
masih hidup, dan bersikap baik merupakan bagian dari iman."
Khadijah mempunyai kedudukan mulia di sisi Allah SWT. Hal ini diterangkan oleh Abu Hurairah yang mengatakan: "Jibril datang menemui Rasu/ullah J!l! seraya berkata, "Wahai Rasulullah, Khadijah akan datang membawa wadah berisi lauk, makanan dan minuman. Apabila dia telah datang kepadamu sampaikan salam dari Tuhannya Azza wa Jalla dan dari aku, dan berilah kabar gembira kepadanya bahwa dia akan mendapatkan rumah di surga yang terbuat dari emas permata. Di dalamnya tidak ada kegaduhan dan keletihan." (Muttafaq 'Alaih)