KH Muhyiddin Junaidi Ditetapkan jadi Waketum MUI Gantikan Yunahar Ilyas
KH. Muhyiddin ditetapkan sebagai Wakil Ketua Umum MUI dalam Rapat Pimpinan Harian setelah sebelumnya diputuskan oleh pimpinan organisasi Muhammadiyah, ormas Prof Yunahar Ilyas berasal.

MONITORDAY.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI), secara resmi menetapkan KH Muhyiddin Junaidi sebagai wakil ketua umum, pada rapat paripurna yang digelar di Kantor MUI Pusat, Selasa (4/1). Kiai Muhyiddin diangkat Waketum karena posisi ini kosong setelah ditinggal almarhum Prof Yunahar Ilyas yang meninggal dunia pada (7/1) lalu.
Wakil Ketua Umum MUI, Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, KH. Muhyiddin ditetapkan sebagai Wakil Ketua Umum MUI dalam Rapat Pimpinan Harian setelah sebelumnya diputuskan oleh pimpinan organisasi Muhammadiyah, ormas Prof Yunahar Ilyas berasal.
Seperti diketahui, sejak Munas 2015, ada ketentuan di MUI yang menyepakati bahwa selain kemampuan mumpuni, pengganti anggota pimpinan harus berasal dari organisasi yang ditinggalkan atau organisasi asal.
“Beliau dipandang cukup mumpuni menggantikan posisi Buya Yunahar Ilyas dan itu pun sudah sesuai dengan keputusan pimpinan organisasi Muhammadiyah. Buya Muhyiddin Junaidi sudah mendapatkan mandat penuh dari pimpinan pusat Muhammadiyah,” ujar Zainut Tauhid.
Zainut menjelaskan, Penggantian Antar Waktu (PWA) di lingkungan MUI dilakukan karena tiga sebab, yaitu ada salah satu pengurus yang meninggal dunia, atas permintaan sendiri, atau diberhentikan berdasarkan keputusan Dewan Pimpinan MUI Pusat.
Kemudian, Zainut juga menjelaskan, proses penentuan PAW harus melalui dua ketentuan. Pertama, ditetapkan dalam rapat Dewan Pimpinan MUI dan kedua Dewan Pimpinan MUI meminta rapat paripurna untuk menetapkan.
“Rapat paripurna dihadiri unsur dewan pertimbangan MUI Pusat, Dewan Pimpinan MUI Pusat, serta para pimpinan komisi, badan, dan lembaga di MUI Pusat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kiai Muhyiddin, usai dilantik secara resmi sebagai Wakil Ketua Umum MUI berharap terpilihnya dirinya sebagai wakil ketua umum akan berperan lebih maksimal sampai tingkat global.
“Insyaallah majelis ulama ke depan akan berperan lebih maksimal, bukan hanya bermain di tataran lokal, tetapi akan bermain di tataran regional dan global,” tuturnya.