Ketua MUI Sumbar Tanggapi Pemuda Minang yang Minta Maaf ke Ma'ruf Amin

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar angkat bicara soal beredarnya potongan video Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI), Muhammad Rafik yang meminta maaf ke Cawapres Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara.

Ketua MUI Sumbar Tanggapi Pemuda Minang yang Minta Maaf ke Ma'ruf Amin
Screenshot video Ketua Pemuda Minang, Muhammad Rafik dalam sebuah dialog bersama Ma'ruf Amin

MONITORDAY.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatera Barat, Gusrizal Gazahar angkat bicara soal beredarnya potongan video Ketua Umum Ikatan Pemuda Pemudi Minang Indonesia (IPPMI), Muhammad Rafik yang meminta maaf ke Cawapres Ma'ruf Amin soal Islam Nusantara.

Tanggapan Ketua MUI Sumbar tersebut ditulis dalam halaman Facebooknya (Buya Gusrizal Gazahar) dengan tulisan yang diberi judul "Bertemu Sekali, Minta Maaf. Tak Pernah Bertemu Tapi Beri Peringatan".

Dalam tanggapannya, Guszrizal menyinggung soal keislaman sosok pemuda yang ada dalam video tersebut.

"ya... sebegitulah kadar keIslaman dan keminangannya ! Semua orang akan tahu siapa orang yang mengaku tokoh tersebut !" kata Gusrizal, Selasa (2/10/2018).

Gusrizal menambahkan, pengusung jargon Islam Nusantara terus berdalih untuk menutupi maksud Islam Nusantara.

"Pengusung ISNUS akan terus berkilah dengan “banyak orang salah faham”, “ini sekedar istilah, maksudnya tetap ahlussunnah wal jamaah”, “ini adalah Islam yang mengakomodir trdisi lokal”, “ini adalah model Islam yang damai, tidak radikal” dan lainnya."

"Bagi orang yang mempunyai akal sehat dan ghairah keislaman, akan mudah memahami bahwa semua alasan itu juga casing pembalut maksud yang sebenarnya." tambahnya.

Menurut Gusrizal,  Islam Nusantara adalah fikiran yang mecoba merusak persaudaraan antar umat Islam. Ia mengibaratkan Islam Nusantara seperti kotak kosong tempat berbagai macam aliran pemikiran.

"Hakikatnya, ISNUS adalah konsep untuk memperhadapkan antara umat Islam di Nusantara dengan di daerah lain. Ia adalah fikiran yang mencoba merusak ukhuwwah Islamiyyah antara umat Islam."

"ISNUS adalah konsep yang bisa diumpamakan kotak kosong tempat berbagai macam sampah seperti liberalisme, sekularisme, pluralisme, syi’ah, kebathinan dan lain-lain."

"ISNUS tak pernah mengatakan mereka yang mencampuradukkan tradisi agama mereka dengan agama lain sebagai gagal faham. Tak pernah pula mengatakan gagal faham kepada mereka yang mengatakan Islam arab abal-abal dan ISNUS yang asli. Juga tak pernah mengatakan gagal faham kepada mereka yang takut melihat kalimat tauhid di bendera, mereka yang mencampurkan antara shalawat dengan dangdutan, mereka yang mengatakan jenggot tanda ketololan dan lainnya."

"Jadi menurut pengusung Isnus, yang menerima ISNUS adalah sangat faham dan yang menolak ISNUS adalah gagal faham." lanjutnya.

Lebih lanjut, Gusrizal kembali menyinggung  sosok pemuda yang meminta maaf kepada Ma'ruf Amin dalam video tersebut.  

"Kapan sang pemuda pembawa bendera Minang ini datang ke MUI Sumbar ? Atau adakah sepucuk surat yang dia kirim ke MUI Sumbar ?
Belum lagi dia bertemu dengan MUI Sumbar, katanya dia sudah memperingatkan MUI Sumbar. 
Saya khawatir, dia juga belum membaca keputusan MUI Sumbar dalam Rakorda di Padang atau dalan Mudzakarah di Padang Panjang."

"Hebat sekali orang ini...."

"Mungkin dia pakar sekalian kitab yang tak terbaca oleh MUI Sumbar atau dia sudah melahap seluruh kitab tarikh dan kitab yang membahas al-firaq al-Islamiyyah atau kitab-kitab madkhal untuk mengkaji syari’at Islamiyyah."

"Sekali bertemu dengan kyai ma’ruf, langsung minta maaf.
Belum pernah bertemu MUI Sumbar, langsung memberi peringatan ?
Kalau ada pula yang mempercayai logika seperti ini, semoga kesehatan orang itu tidak terganggu !!!" tulisnya

Dengan polemik ini, Menurut Gusrizal, Ma'ruf Amin telah mencoba memecah belah persaudaraan umat Islam di Minang.

"Dari cara-cara seperti ini, Kyai Ma’ruf Amin, sudah sangat jauh dari adab keulamaan dan mencoba melakukan tindak memecah belah kesatuan umat Islam di Ranah Minang.
Beliau juga telah mencoba memaksakan konsep kelompoknya untuk diterapkan orang banyak tanpa peduli orang setuju atau tidak." jelasnya.

Di akhir, Ketua MUI Sumbar tersebut mengajak untuk tidak melibatkan Islam dalam konteks dukung-mendukung dan akan mengambil sikap tegas jika hal itu terus dilanjutkan.

"Sebaiknya tindakan ini dihentikan dan hormati keputusan ulama MUI Sumbar dan Kab/Kota Se-Sumbar !
Jangan seret Islam ke ranah perebutan masa pendukung !
Bila ini tidak dihentikan maka MUI Sumbar akan mengambil sikap lebih tegas terhadap cara-cara yang merusak kesatuan umat di negeri ini." tutupnya.