Ketua Muhammadiyah: Silahkan Buat Ulang Film G30S/PKI, Tapi Harus Objektif dan Sesuai Peristiwa yang Terjadi

Untuk mengetahui sejarah, banyak sekali instrument yang  dapat digunakan. Antara lain,  membaca buku, menonton film-film sejarah.

Ketua Muhammadiyah: Silahkan Buat Ulang Film G30S/PKI, Tapi Harus Objektif dan Sesuai Peristiwa yang Terjadi
Istimewa

MONDAYREVIEW.COM –  Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak semua pihak agar tidak lagi meributkan  soal himbauan kepada masyarakat untuk nonton film G30 S/PKI. Baginya, itu adalah pilihan masyarakat.

“ Tidak perlu diributkan. Mau nonton film tersebut silahkan saja. Dan kalau tidak nonton ya tidak usah. Itu hak masyarakat,” Katanya RS PKU Muhmmadiyah, Gamping, Yogyakarta, Kamis (21/9).

Menurutnya  untuk mengetahui sejarah, banyak sekali instrument yang  dapat digunakan. Antara lain,  membaca buku, menonton film-film sejarah, dan juga secara fisik yang sebagai simbol. Misalnya patung Jenderal Sudirman.

“Jadi film ini bagian untuk mengetahui sejarah pada saat itu,” ujarnya.

Menurutnya dalam sejarah perjalanan bangsa PKI memang pernah melakukan kudeta. Kudeta tersebut tidak hanya dilakukan pada G30S/PKI, tapi dalam banyak banyak peristiwa.  Maka itu, Ia mengajak semua pihak untuk mengingat kembali sejarah bangsa, agar peristiwa kelam dan menyakitkan tersebut tidak terulang kembali.

Saat ditanya terkait usul Presiden Joko Widodo untuk membuat ulang film tentang peristiwa G30S/PKI baginya itu hal yang sangat wajar.  Tapi Ia menegaskan dalam pembuatan film tersebut menjujung tinggi objektivitas sejarah. Sehingga tidak ada lagi pembelokan sejarah bangsa.

"film itu seperti halnya penulisan sejarah, dan bahkan buku yang ilmiah pun juga sering direvisi," tegasnya.

Dan jika film yang ada saat ini ingin direvisi, maka menurutnya yang terpenting adalah objektifitas peristiwa atau sejarah tidak boleh dihapus.